Tuesday 5 March 2024

Kebosanan Eksistensial pada Lansia, Kurangnya Arti Hidup.

        Novelis Amerika Philip Roth menulis bahwa “usia tua bukanlah sebuah pertempuran, usia tua adalah pembantaian”. Jika kita hidup cukup lama, kita bisa kehilangan identitas, kemampuan fisik, pasangan, teman, dan karier.

Bagi sebagian orang, hal ini menimbulkan perasaan yang mengakar bahwa kehidupan telah kehilangan maknanya, dan bahwa alat yang kita perlukan untuk membangun kembali tujuan hidup tidak dapat diperbaiki lagi.

Lansia harus aktif dalam pekerjaan sukareala agar tidak terjadi kebosanan eksistensial.
(Sumber: foto pens 49 ceria)

Fenomena di mana seseorang merasa bosan hidup karena mereka merasa telah hidup terlalu lama atau kehilangan tujuan dalam hidupnya dapat disebut dengan istilah "kebosanan eksistensial" atau "kehampaan eksistensial". Ini sering terjadi pada lansia, terutama pada mereka yang mengalami perubahan besar dalam kehidupan mereka.

Kebosanan eksistensial adalah istilah psikologis yang menggambarkan perasaan kekosongan, kurangnya arti hidup, atau kurangnya minat dalam kehidupan yang dialami oleh seseorang. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perasaan kehilangan identitas atau peran yang sebelumnya mereka miliki, perasaan tidak berdaya atau tidak berharga, atau ketidakmampuan untuk menemukan tujuan atau makna dalam hidup mereka.

Beberapa alasan mengapa ada lansia yang merasa bosan hidup karena hidup terlalu lama, mungkin termasuk:

Kehilangan Pasangan Hidup: 
Kehilangan pasangan hidup bisa menjadi pukulan emosional yang besar bagi seseorang, dan bisa menyebabkan perasaan kesepian, kekosongan, atau kurangnya motivasi dalam hidup.

Pensiun: 
Pensiun dari pekerjaan yang memberi arti atau struktur dalam hidup mereka dapat membuat seseorang merasa kehilangan tujuan atau identitas mereka.

Kesehatan Fisik dan Mental:
Penurunan kesehatan fisik atau mental dapat menghambat kemampuan seseorang untuk menikmati aktivitas atau hubungan sosial, menyebabkan perasaan kebosanan atau kekosongan.

Kehilangan Kemandirian: 
Kehilangan kemandirian fisik atau mental juga dapat membuat seseorang merasa terjebak atau tidak memiliki kendali dalam hidup mereka sendiri.

Kurangnya Aktivitas Sosial atau Hobi:
Kurangnya aktivitas sosial atau hobi yang memenuhi dapat menyebabkan perasaan kebosanan atau kehilangan minat dalam hidup.

Kondisi Lingkungan yang Tidak Mendukung:
Lingkungan yang kurang mendukung atau tidak merangsang secara mental juga dapat menyebabkan perasaan kebosanan atau kehilangan minat.

Lingkungan kurang mendukung lansia untuk interaksi sosial.
(Sumber: foto canva.com)

       Ciri-ciri lansia yang mungkin terkena kebosanan eksistensial bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, tetapi beberapa ciri umum yang mungkin terlihat adalah:

Kurangnya minat atau semangat dalam aktivitas sehari-hari: 
Lansia yang mengalami kebosanan eksistensial mungkin kehilangan minat atau semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sebelumnya mereka nikmati.

Perasaan kekosongan atau hampa:
Mereka mungkin merasa kekosongan dalam hidup mereka, merasa seperti mereka tidak memiliki tujuan atau arti dalam kehidupan mereka.

Perasaan kehilangan identitas atau peran: 
Lansia yang terkena kebosanan eksistensial mungkin merasa kehilangan identitas atau peran yang mereka miliki sebelumnya, seperti peran profesional atau peran dalam keluarga.

Kurangnya motivasi atau tujuan dalam hidup:
Mereka mungkin kehilangan motivasi untuk mencapai tujuan atau melakukan hal-hal yang mereka anggap penting dalam hidup mereka.

Perasaan kesepian atau isolasi:
Lansia dengan kebosanan eksistensial mungkin merasa terisolasi sosial atau kesepian karena kurangnya koneksi emosional atau hubungan sosial yang memenuhi.

Perubahan dalam pola tidur atau nafsu makan: 
Kebosanan eksistensial dapat memengaruhi pola tidur atau nafsu makan seseorang, yang bisa menjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Merasa tidak berdaya atau tidak berharga: 
Mereka mungkin merasa tidak berdaya atau tidak berharga dalam mencapai sesuatu dalam hidup mereka.

Merasa tidak berdaya atau berharga.
(Sumber: foto canva.com)
Kurangnya minat dalam menjalin hubungan baru atau mengeksplorasi kegiatan baru: 
Lansia yang terkena kebosanan eksistensial mungkin enggan untuk menjalin hubungan baru atau mencoba hal-hal baru karena kurangnya minat atau semangat.

💬 Gejala-gejala ini tidak selalu menunjukkan kebosanan eksistensial secara langsung, dan bisa juga menjadi tanda dari kondisi kesehatan mental lainnya.  

       Mengatasi kebosanan eksistensial pada lansia melibatkan berbagai strategi yang bertujuan untuk mengembalikan rasa makna, minat, dan tujuan dalam hidup mereka. 

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu:

Temukan Hobi atau Kegiatan Baru:
Mendorong lansia untuk menemukan hobi atau kegiatan baru yang menarik bagi mereka dapat membantu mengisi waktu mereka dengan aktivitas yang memenuhi dan memberikan rasa pencapaian. Ini bisa termasuk bergabung dengan klub atau komunitas yang memiliki minat yang sama.

Terlibat dalam Aktivitas Sosial: 
Mendorong keterlibatan sosial dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan isolasi sosial. Lansia dapat terlibat dalam kegiatan komunitas, bergabung dengan kelompok dukungan, atau menjalin hubungan dengan orang-orang sebaya.

Menetapkan Tujuan atau Proyek: 
Membantu lansia menetapkan tujuan atau proyek baru dalam hidup mereka dapat memberikan fokus dan motivasi yang diperlukan. Ini bisa termasuk tujuan pendidikan, keterlibatan dalam pekerjaan sukarela, atau mengejar impian yang belum tercapai.

Jaga Kesehatan Mental dan Emosional:
Mendorong lansia untuk merawat kesehatan mental dan emosional mereka adalah langkah penting. Ini bisa mencakup berbicara dengan seorang konselor atau terapis, berpartisipasi dalam program pelatihan keterampilan kehidupan, atau mempelajari teknik relaksasi dan meditasi.

Mempertahankan Keterlibatan Sosial: 
Menjaga keterlibatan sosial yang ada atau membangun kembali hubungan dengan teman-teman lama dan keluarga dapat membantu mengurangi perasaan isolasi dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

Pertimbangkan Pekerjaan Sukarela: 
Terlibat dalam pekerjaan sukarela atau membantu komunitas lokal dapat memberikan rasa pencapaian dan memberikan struktur dalam kehidupan sehari-hari.

Tetap Aktif dan Terlibat: 
Tetap aktif secara fisik dan mental dengan menjaga rutinitas harian yang sehat, seperti berolahraga teratur, menjaga diet seimbang, dan berpartisipasi dalam aktivitas kognitif seperti teka-teki atau permainan otak, dapat membantu menjaga kesehatan mental dan emosional.

Lansia tetap aktif dan terlibat dalam kegiatan rutin.
(Sumber: foto canva.com)

Pertimbangkan Konseling atau Terapi: 
Jika kebosanan eksistensial menyebabkan perasaan yang sangat kuat atau mempengaruhi kesejahteraan secara signifikan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional kesehatan mental atau terapis.

Setiap individu mungkin merespons berbeda terhadap strategi-strategi ini, jadi penting untuk menyesuaikan pendekatan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi lansia tersebut. Dukungan dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan juga penting dalam membantu lansia mengatasi kebosanan eksistensial.


Sumber:

https://www.nytimes.com/2006/05/07/books/review/07gord.html

https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2023010917140219_0088.pdf

https://bmcgeriatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12877-017-0533-1

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5990949/



No comments:

Post a Comment