Thursday 21 March 2024

Risiko Medis Lansia, Saat Defisiensi Vitamin Multipel.

        Seiring bertambahnya usia, massa tubuh tanpa lemak dan laju metabolisme menurun. Pada gilirannya, tubuh tidak lagi efektif menyerap mineral dan vitamin tertentu. Karena orang lanjut usia memiliki nafsu makan yang lebih kecil dan kebutuhan kalori yang lebih rendah, mereka mungkin memerlukan lebih banyak nutrisi daripada sebelumnya.

Kebanyakan lansia tidak mengonsumsi makanan sehat setiap hari. Defisiensi vitamin ringan sangat umum terjadi pada lansia, dan khususnya pada lansia yang lemah dan berada di rumah sakit. Misal: Anemia, gangguan kognitif, peningkatan kecenderungan terjadinya infeksi, dan penyembuhan luka yang buruk merupakan beberapa gejala yang terkait dengan kekurangan vitamin ringan pada lansia. 

kebanyakan lansia tidak mengkonsumsi makanan sehat setiap hari.
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

Walaupun defisiensi vitamin tunggal memang terjadi, biasanya defisiensi vitamin multipel terlihat pada malnutrisi umum. Kekurangan vitamin yang parah dapat menyebabkan kerusakan organ yang tidak dapat diperbaiki.

Vitamin jenis nutrisi utama yang dibutuhkan tubuh untuk bertahan hidup dan tetap sehat. Vitamin membantu tubuh tumbuh dan bekerja sebagaimana mestinya. Ada 13 vitamin penting,yaitu: vitamin A, C, D, E, K, dan vitamin B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, B6 , B12 , dan folat).

       Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk menjaga kesehatan dan kinerja tubuh yang optimal. Vitamin tidak diproduksi oleh tubuh secara alami atau hanya diproduksi dalam jumlah yang terbatas, sehingga harus diperoleh melalui makanan atau suplemen. Vitamin terbagi menjadi dua kelompok: vitamin larut dalam lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin larut dalam air (seperti vitamin C dan semua jenis vitamin B). 

Beberapa nama vitamin, manfaat, dan sumber makanan yang mengandung vitamin tersebut:

Vitamin A (Retinol):

  • Manfaat: Mendukung kesehatan mata, kulit, dan sistem kekebalan tubuh.
  • Sumber: Wortel, bayam, ubi jalar, hati, telur.

Vitamin B1 (Tiamin):

  • Manfaat: Diperlukan untuk metabolisme karbohidrat dan fungsi saraf yang sehat.
  • Sumber: Kacang-kacangan, biji-bijian, daging, sereal, kentang.

Vitamin B2 (Riboflavin):

  • Manfaat: Penting untuk metabolisme energi, pertumbuhan sel, dan kesehatan kulit.
  • Sumber: Susu, yogurt, daging, sayuran hijau, biji-bijian.

Yogurt sumber riboflavin (vitamin B2)
(Sumber: foto canva.com)

Vitamin B3 (Niacin):

  • Manfaat: Berperan dalam metabolisme energi, sintesis DNA, dan kesehatan kulit.
  • Sumber: Daging, ikan, kacang-kacangan, kentang, sereal gandum.

Vitamin B5 (Asam Pantotenat):

  • Manfaat: Mendukung metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
  • Sumber: Daging, unggas, telur, kacang-kacangan, sayuran hijau.

Vitamin B6 (Piridoksin):

  • Manfaat: Diperlukan untuk metabolisme protein, produksi neurotransmitter, dan fungsi sistem kekebalan tubuh.
  • Sumber: Ayam, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, pisang.

Vitamin B7 (Biotin):

  • Manfaat: Mendukung kesehatan kulit, rambut, dan kuku, serta metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein.
  • Sumber: Telur, kacang-kacangan, sereal, hati, sayuran hijau.

Vitamin B9 (Asam Folat):

  • Manfaat: Penting untuk produksi sel darah merah, sintesis DNA, dan kesehatan janin selama kehamilan.
  • Sumber: Sayuran hijau, kacang-kacangan, buah jeruk, hati, sereal.

Vitamin B12 (Kobalamin):

  • Manfaat: Mendukung fungsi saraf, produksi sel darah merah, dan metabolisme energi.
  • Sumber: Daging, ikan, produk susu, telur, makanan laut.

Vitamin C (Asam Askorbat):

  • Manfaat: Berperan sebagai antioksidan, mendukung sistem kekebalan tubuh, dan membantu dalam penyembuhan luka.
  • Sumber: Buah jeruk, stroberi, paprika, brokoli, tomat.

Vitamin D (Kalsiferol):

  • Manfaat: Penting untuk kesehatan tulang, penyerapan kalsium, dan fungsi sistem kekebalan tubuh.
  • Sumber: Paparan sinar matahari, ikan berlemak, telur, produk susu.

Vitamin E (Tokoferol):

  • Manfaat: Melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif, mendukung kesehatan jantung dan kulit.
  • Sumber: Minyak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau.

Vitamin K (Fitomenadion):

  • Manfaat: Diperlukan untuk pembekuan darah yang sehat, kesehatan tulang, dan fungsi saraf.
  • Sumber: Sayuran hijau, minyak sayur, hati, produk fermentasi.

💬 Vitamin dari makanan sehat adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Beberapa penyakit atau kondisi yang dapat timbul akibat kekurangan vitamin pada lansia:

Osteoporosis (kekurangan vitamin D dan kalsium): 
Penyakit di mana tulang menjadi rapuh dan rentan patah karena kehilangan massa tulang. Kekurangan vitamin D dan kalsium dapat menyebabkan penipisan tulang.

Osteoporosis mengakibatkan tulang rapuh dan rentan patah.
(Sumber: foto canva.com)
Anemia (kekurangan vitamin B12 dan asam folat):
Kondisi di mana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan produksi sel darah merah yang tidak mencukupi.

Beri-beri (kekurangan vitamin B1): 
Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B1 (thiamine), yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan jantung.

Pelagra (kekurangan vitamin B3): 
Kekurangan vitamin B3 (niacin) yang menyebabkan gejala seperti kulit kering, diare, gangguan pencernaan, dan masalah mental.

Defisiensi imun (kekurangan vitamin C dan D): 
Penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh karena kekurangan vitamin C dan D, yang dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit.

Penyakit jantung (kekurangan vitamin B6, B12, dan E): 
Penyakit yang melibatkan gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Kekurangan vitamin B6, B12, dan E dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit jantung.

Gangguan penglihatan (kekurangan vitamin A): 
Gangguan pada mata seperti kebutaan malam atau xerophthalmia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin A.
Gangguan mata karena kekurangan vitamin A.
(Sumber: foto canva.com)
Pernicious anemia (kekurangan vitamin B12): 
Jenis anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12, yang sering kali terkait dengan gangguan penyerapan vitamin B12 dari makanan.

Depresi (kekurangan vitamin B6, B12, dan D): 
Gangguan suasana hati yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan vitamin B6, B12, dan D.

Demensia (kekurangan vitamin B6, B12, dan D): 
Penurunan kemampuan kognitif yang signifikan yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan vitamin B6, B12, dan D.

Keguguran (kekurangan asam folat): 
Kekurangan asam folat dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita hamil dan berkontribusi pada perkembangan janin yang tidak sempurna.

Neuropati perifer (kekurangan vitamin B12): 
Neuropati perifer adalah gangguan pada saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang, yang dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.

Diabetes tipe 2 (kekurangan vitamin D): 
Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 atau memperburuk kontrol gula darah pada penderita diabetes.

Hipertensi (kekurangan vitamin D): 
Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Gangguan tiroid (kekurangan yodium dan selenium):
Kekurangan yodium dan selenium dapat mempengaruhi fungsi kelenjar tiroid, menyebabkan gangguan seperti hipotiroidisme atau pembesaran kelenjar tiroid (gondok).

Kram otot (kekurangan magnesium dan potassium): 
Kekurangan magnesium dan potassium dapat menyebabkan kram otot yang menyakitkan dan kejang.

Sistem pencernaan yang buruk (kekurangan vitamin B12): 
Kekurangan vitamin B12 dapat mengganggu penyerapan nutrisi di saluran pencernaan, menyebabkan gangguan pencernaan dan masalah lainnya.

Gangguan kulit seperti dermatitis (kekurangan vitamin B2): 
Kekurangan vitamin B2 atau riboflavin dapat menyebabkan gangguan pada kulit seperti dermatitis atau peradangan kulit.

Gangguan sistem saraf seperti tremor (kekurangan vitamin B6): 
Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf, termasuk tremor atau getaran tidak terkontrol.

Gangguan penglihatan malam atau xerophthalmia (kekurangan vitamin A): 
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan penglihatan seperti kesulitan melihat dalam kegelapan atau xerophthalmia, yaitu mata kering dan teriritasi.

Masalah periodontal (kekurangan vitamin C): 
Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan masalah periodontal seperti peradangan gusi, pendarahan gusi, dan bahkan penyakit gusi yang parah seperti periodontitis.

Pelunakan tulang (kekurangan vitamin K): 
Kekurangan vitamin K dapat mengganggu proses pembentukan tulang yang kuat, meningkatkan risiko patah tulang, dan mengakibatkan pelunakan tulang atau osteomalasia.

Masalah tulang rawan dan otot (kekurangan vitamin A): 
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan pada tulang rawan dan otot, seperti kerusakan pada tulang rawan dan penurunan massa otot.

Penyakit gusi (kekurangan vitamin C): 
Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penyakit gusi seperti gusi berdarah, peradangan gusi, dan gingivitis.

Penyakit hati (kekurangan vitamin D): 
Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit hati, termasuk hepatitis dan sirosis.

Gangguan perkembangan janin pada ibu hamil (kekurangan asam folat): 
Kekurangan asam folat pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan perkembangan janin, termasuk cacat tabung saraf dan risiko keguguran.

Gangguan pembekuan darah (kekurangan vitamin K): 
Kekurangan vitamin K dapat mengganggu pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan yang berlebihan.

Infeksi saluran pernapasan (kekurangan vitamin D): 
Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan, termasuk infeksi pernapasan atas dan pneumonia.

Gangguan sistem saraf pusat (kekurangan vitamin B12):
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, termasuk gejala seperti kelemahan, kesemutan, dan masalah kognitif.

Gangguan fungsi ginjal (kekurangan vitamin D): 
Kekurangan vitamin D dapat mengganggu fungsi ginjal dan meningkatkan risiko gangguan ginjal, termasuk penyakit ginjal kronis.
 
Kekurangan vitamin tidak selalu menyebabkan penyakit secara langsung, tetapi dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi medis tersebut. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk diagnosis dan perawatan yang tepat jika Anda mencurigai kekurangan vitamin pada diri sendiri atau seseorang yang Anda kenal.



Sumber:

https://www.nia.nih.gov/health/vitamins-and-supplements/vitamins-and-minerals-older-adults

https://www.uspharmacist.com/article/vitamin-deficiencies-in-seniors 

https://westhartfordhealth.com/news/senior-health/dietary-deficiencies/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8469089/

https://aperioncare.com/blog/6-common-dietary-deficiencies-in-older-adults/

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405457723005387


No comments:

Post a Comment