Masa kritis pada pasien lansia merujuk pada periode di mana mereka rentan mengalami penurunan kesehatan yang signifikan atau bahkan keadaan darurat medis yang mengancam jiwa. Pasien lansia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai kondisi medis serius karena faktor-faktor seperti penurunan fungsi organ, penurunan daya tahan tubuh, dan adanya penyakit kronis. Masa kritis pada pasien lansia dapat berkaitan dengan berbagai kondisi, mulai dari penyakit jantung, stroke, infeksi, hingga kecelakaan dan cedera.
|
Tanda-tanda kritis pada lansia penurunan kesehatan yang signifikan. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan masa kritis pada pasien lansia adalah "geriatric emergency" atau "geriatric crisis." Istilah ini mengacu pada situasi darurat medis yang timbul pada orang lanjut usia dan memerlukan penanganan segera. Dalam konteks perawatan medis geriatrik, penggunaan istilah ini membantu memfokuskan perhatian pada kebutuhan khusus dan risiko yang dimiliki oleh populasi lansia dalam menghadapi kondisi darurat medis.
Keadaan darurat yang menimpa pasien lanjut usia biasanya dibagi menjadi dua kategori: medis dan bedah. Kondisi seperti serangan jantung koroner, stroke, masalah pernafasan, dan sepsis adalah contoh dari apa yang dianggap sebagai keadaan darurat medis.
Fraktur, dislokasi, dan kejadian traumatis lainnya adalah contoh kejadian yang termasuk dalam kategori darurat bedah. Karena perubahan fisik yang terjadi seiring bertambahnya usia, orang yang berusia di atas 65 tahun memiliki risiko jatuh yang lebih besar dibandingkan orang yang lebih muda.
Penting bagi tenaga medis dan keluarga pasien lansia untuk mengenali tanda-tanda masa kritis dan segera mencari bantuan medis jika diperlukan. Pencegahan dengan mengelola kondisi kesehatan secara menyeluruh, memantau gejala, serta memperhatikan perubahan kondisi fisik dan mental juga penting dalam upaya mengurangi risiko masa kritis pada pasien lansia.
Tanda-tanda masa kritis pada pasien lansia dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan yang mendasarinya.
|
Tanda-tanda kritis lansia dapat bervariasi sesuai dengan penyakit yang mendasari. (Sumber: foto canva.com) |
Beberapa tanda umum yang mungkin menandakan situasi kritis pada pasien lansia meliputi:
Perubahan status mental:
Ini bisa mencakup kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, perubahan perilaku yang tiba-tiba, atau kelelahan yang tidak biasa.
Gangguan pernapasan:
Kesulitan bernapas, sesak napas, atau napas pendek yang tidak biasa bisa menjadi tanda-tanda masalah pernapasan serius.
Nyeri dada:
Nyeri dada yang tiba-tiba atau berat bisa menjadi tanda serangan jantung atau masalah kardiovaskular lainnya.
Tekanan darah tinggi atau rendah:
Perubahan tiba-tiba dalam tekanan darah dapat menunjukkan masalah kesehatan yang serius.
Demam tinggi:
Demam yang tinggi bisa menandakan infeksi serius atau kondisi kesehatan lainnya.
Nyeri atau ketidaknyamanan yang signifikan: Nyeri yang hebat atau ketidaknyamanan yang tidak biasa bisa menandakan keadaan darurat medis.
Perubahan warna kulit:
Kulit pucat, biru, atau kemerahan secara tiba-tiba bisa menandakan masalah sirkulasi atau pernapasan yang serius.
Mual atau muntah yang berulang:
Mual atau muntah yang berkepanjangan atau parah bisa menjadi tanda gangguan pencernaan atau masalah kesehatan lainnya.
|
Mual atau muntah pada lansia (Sumber: foto canva.com) |
✅ Tanda-tanda ini tidak selalu berarti terjadi situasi kritis, tetapi jika salah satu dari tanda-tanda ini muncul, segera cari bantuan medis untuk penilaian dan penanganan yang tepat.
Tanda-tanda vital yang menjadi perhatian khusus pada lansia selama masa kritis mencakup parameter-parameter standar seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan laju pernapasan. Perubahan dramatis dalam tanda-tanda vital ini dapat mengindikasikan kondisi kritis yang memerlukan perhatian medis segera.
Beberapa tanda vital yang dapat menjadi perhatian khusus pada lansia selama masa kritis:
Tekanan Darah:
Penurunan atau peningkatan tekanan darah yang signifikan dari nilai baseline dapat menunjukkan masalah sirkulasi atau tekanan darah tinggi atau rendah yang memerlukan penanganan cepat.
Denyut Nadi:
Detak jantung yang sangat cepat, lambat, atau tidak teratur dapat menjadi tanda masalah kardiovaskular serius.
Suhu Tubuh:
Suhu tubuh yang tinggi atau rendah di luar rentang normal dapat menunjukkan infeksi atau masalah termoregulasi.
Laju Pernapasan:
Peningkatan laju pernapasan atau kesulitan bernapas dapat mengindikasikan masalah pernapasan seperti pneumonia atau kegagalan pernapasan.
Oksigenasi:
Pengukuran tingkat oksigen dalam darah (SpO2) penting untuk menilai tingkat oksigenasi tubuh. Penurunan kadar oksigen dapat menandakan masalah pernapasan atau sirkulasi.
Gula Darah:
Monitoring gula darah menjadi penting, terutama pada lansia dengan diabetes. Kadar gula darah yang tidak terkendali dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Kesadaran:
Skala kesadaran, seperti skala Glasgow Coma Scale (GCS), digunakan untuk menilai tingkat kesadaran. Perubahan tiba-tiba dalam tingkat kesadaran dapat mengindikasikan masalah neurologis atau kegawatan lainnya.
Perubahan signifikan dalam tanda-tanda vital ini pada lansia selama masa kritis memerlukan penilaian dan intervensi medis segera untuk memahami penyebab dan memberikan perawatan yang sesuai. Penting untuk selalu memperhatikan nilai-nilai tanda vital dan meresponsnya sesuai dengan protokol medis yang berlaku.
Beberapa penyakit yang umum pada lansia memiliki potensi untuk memasuki masa kritis, yang jika tidak ditangani dengan cepat dapat mengancam jiwa.
Beberapa di antaranya meliputi:
Penyakit Jantung:
Lansia memiliki risiko lebih tinggi untuk penyakit jantung seperti serangan jantung atau gagal jantung. Masa kritis pada penyakit jantung bisa terjadi saat timbulnya serangan jantung akut atau kegagalan jantung yang membutuhkan penanganan medis segera.
Stroke:
Stroke adalah kondisi darurat medis yang dapat terjadi pada lansia dan membutuhkan penanganan segera untuk mencegah kerusakan otak permanen atau kematian.
|
Stroke adalah kondisi darurat medis yang terjadi pada lansia. (Sumber: foto canva.com) |
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK):
Lansia yang menderita PPOK memiliki risiko lebih tinggi untuk kegagalan pernapasan akut atau eksaserbasi yang dapat mengarah pada situasi kritis.
Infeksi Paru-paru:
Infeksi paru-paru seperti pneumonia dapat menyebabkan komplikasi serius pada lansia dan memasuki masa kritis jika tidak diobati dengan cepat.
Penyakit Ginjal Kronis:
Lansia dengan penyakit ginjal kronis memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kegagalan ginjal akut yang memasuki masa kritis dan membutuhkan penanganan segera seperti dialisis.
Penyakit Diabetes:
Komplikasi akut dari diabetes seperti ketoasidosis diabetik atau hipoglikemia yang parah dapat memasuki masa kritis pada lansia yang menderita penyakit ini.
Kanker:
Lansia dengan kanker yang mengalami komplikasi seperti perdarahan internal atau obstruksi usus dapat memasuki masa kritis dan memerlukan intervensi medis segera.
Penyakit-penyakit ini tidak eksklusif untuk lansia, tetapi lansia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami komplikasi serius yang memasuki masa kritis karena faktor-faktor seperti penurunan daya tahan tubuh dan penurunan fungsi organ. Oleh karena itu, pemantauan teratur oleh profesional medis dan pengelolaan kondisi kesehatan secara menyeluruh penting untuk mencegah masuknya masa kritis pada lansia.
Mengetahui masa kritis pada lansia memiliki beberapa manfaat penting:
Deteksi Dini dan Tindakan Cepat:
Mengetahui tanda-tanda masa kritis pada lansia memungkinkan deteksi dini kondisi medis yang serius. Dengan deteksi dini, tindakan medis dapat diambil lebih cepat, yang dapat meningkatkan peluang pemulihan atau mengurangi risiko komplikasi yang serius.
Pencegahan Komplikasi Serius:
Mengetahui kapan lansia memasuki masa kritis memungkinkan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi serius. Tindakan pencegahan seperti pengaturan obat, pengelolaan diet, dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi risiko kondisi kritis.
Pemantauan Kesehatan yang Lebih Efektif:
Mengetahui masa kritis memungkinkan bagi tenaga medis dan keluarga untuk melakukan pemantauan kesehatan yang lebih efektif pada lansia. Pemantauan yang rutin dapat membantu mendeteksi perubahan yang mungkin menandakan masalah kesehatan yang memasuki masa kritis.
Penyusunan Rencana Perawatan yang Lebih Efektif:
Mengetahui masa kritis memungkinkan untuk menyusun rencana perawatan yang lebih efektif dan tepat waktu. Rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu lansia dapat membantu memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan medis yang sesuai dengan kondisi kesehatan mereka.
Pengurangan Beban Emosional:
Mengetahui masa kritis pada lansia juga membantu mengurangi beban emosional bagi keluarga dan orang-orang yang peduli terhadap mereka. Dengan mengetahui tanda-tanda masa kritis dan tindakan yang diperlukan, keluarga dapat merasa lebih siap secara emosional untuk menghadapi situasi yang mungkin timbul.
Dengan demikian, mengetahui masa kritis pada lansia sangat penting untuk memastikan perawatan kesehatan yang tepat waktu dan efektif, serta untuk memaksimalkan kualitas hidup mereka.
Sumber:
https://www.stjosephshealth.org/clinical-focuses/emergency-trauma-services/item/1660-geriatric
https://www.icliniq.com/articles/geriatric-health/geriatric-emergency-care
No comments:
Post a Comment