Lewy Body Dementia (LBD) adalah jenis penyakit neurodegeneratif yang mengakibatkan penurunan kemampuan kognitif dan gangguan motorik. Penyakit ini disebabkan oleh akumulasi abnormal protein yang disebut Lewy bodies di dalam otak. Lewy bodies adalah agregat protein alfa-sinuklein yang mengganggu fungsi normal sel-sel otak.
Pada tahap awal LBD, gejalanya mungkin ringan, dan penderitanya dapat berfungsi normal. Seiring berkembangnya penyakit, penderita LBD memerlukan lebih banyak pertolongan karena menurunnya kemampuan berpikir dan bergerak. Ini adalah penyakit progresif, artinya gejalanya muncul secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu.
LBD gejala awal ringan dan kembali normal. (Sumber : foto LPC- Lansia) |
Penyakit ini berlangsung rata-rata lima hingga delapan tahun sejak diagnosis hingga kematian, namun dapat berkisar antara dua hingga 20 tahun pada beberapa orang. Pada tahap akhir penyakit, mereka sering kali bergantung sepenuhnya pada orang lain untuk mendapatkan bantuan dan perawatan.
Menurunnya kemampuan berpikir dan bergerak. (Sumber: foto canva.com) |
Beberapa ciri umum yang mungkin terlihat pada lansia yang menderita LBD:
π Gangguan Kognitif:
Lansia dengan LBD mengalami penurunan kemampuan kognitif yang progresif. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengingat informasi, berpikir abstrak, dan memecahkan masalah. Fluktuasi dalam tingkat kesadaran dan kewaspadaan juga sering terjadi.
π Halusinasi Visual:
Ciri khas LBD adalah munculnya halusinasi visual, di mana lansia melihat objek atau orang yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi ini dapat menyebabkan kebingungan dan kecemasan. Halusinasi visual terjadi pada 80 persen penderita LBD, sering kali terjadi sejak dini. Halusinasi non visual, seperti mendengar atau mencium sesuatu yang tidak ada, lebih jarang terjadi dibandingkan halusinasi visual, namun bisa juga terjadi.
π Gangguan Motorik:
Lansia dengan LBD sering mengalami gangguan motorik yang mirip dengan penyakit Parkinson. Ini termasuk kekakuan otot, tremor (getaran), dan kesulitan berjalan. Perubahan perilaku motorik seperti berjalan tanpa tujuan atau melompat-lompat juga bisa terjadi.
π Perubahan Emosi dan Perilaku:
LBD dapat menyebabkan perubahan emosi dan perilaku pada lansia. Mereka mungkin mengalami depresi, kecemasan, mudah marah, atau mudah terbingung. Kadang-kadang, perubahan ini dapat bersifat drastis dan memengaruhi hubungan sosial.
Perubahan emosi dan perilaku pada lansia. (Sumber: foto canva.com) |
π Gangguan Sistem Autonom:
Penyakit ini dapat memengaruhi sistem autonom tubuh, yang mengatur fungsi-fungsi tubuh yang tidak kita kendalikan secara sadar. Ini dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, masalah dengan suhu tubuh, dan gangguan pencernaan.
π Masalah Tidur:
Lansia dengan LBD sering mengalami masalah tidur, seperti insomnia (kesulitan tidur) atau tidur berlebihan pada siang hari. Orang dengan demensia tubuh Lewy mungkin mengalami gangguan perilaku tidur gerakan mata cepat (REM). Gangguan ini menyebabkan orang secara fisik mewujudkan mimpinya saat tidur. Orang dengan gangguan perilaku tidur REM mungkin akan memukul, menendang, membentak, atau menjerit saat tidur.
π Kehilangan Kemampuan Fungsi Sehari-hari:
Seiring perkembangan penyakit, lansia dengan LBD dapat mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari seperti berpakaian, mandi, dan makan.
π Gangguan Persepsi Ruang dan Waktu:
Beberapa penderita LBD dapat mengalami kesulitan dalam memahami konsep ruang dan waktu. Mereka mungkin bingung tentang tempat dan waktu
Gejala LBD dapat bervariasi antara individu, dan tidak semua lansia dengan LBD akan mengalami semua ciri-ciri ini
Penyebab pasti dari Lewy Body Dementia (LBD) belum sepenuhnya dipahami, dan penyakit ini mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor yang kompleks.
Beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai berpotensi terkait dengan perkembangan LBD pada lansia:
π Ketidakseimbangan Protein:
LBD terkait dengan akumulasi protein abnormal yang disebut Lewy bodies di dalam otak. Protein utama yang terlibat adalah alfa-sinuklein. Akumulasi dan penumpukan protein ini dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu fungsi normalnya.
π Genetik:
Faktor-faktor genetik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko dalam perkembangan LBD. Beberapa mutasi genetik tertentu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko mengembangkan LBD. Namun, bukan berarti penyakit ini secara ketat diturunkan secara genetik; faktor-faktor lingkungan juga memainkan peran penting.
π Usia:
LBD adalah penyakit yang lebih umum terjadi pada lansia, terutama setelah usia 60 tahun. Seiring bertambahnya usia, risiko perkembangan LBD meningkat.
Setelah usia 60 tahun LBD meningkat. (Sumber: foto canva.com) |
π Faktor Lingkungan:
Paparan jangka panjang terhadap beberapa faktor lingkungan tertentu, seperti toksin atau zat kimia tertentu, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan penyakit neurodegeneratif, termasuk LBD. Namun, bukti-bukti konkret masih terbatas dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan ini.
π Gangguan Neurologis Lainnya:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa keterkaitan antara LBD dengan gangguan neurologis lain, seperti penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer. Ini bisa menjadi bagian dari spektrum penyakit neurodegeneratif yang berbeda-beda tetapi terkait.
π Kesehatan dan Gaya Hidup:
Faktor-faktor kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan merokok juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan penyakit neurodegeneratif, termasuk LBD. Gaya hidup sehat, seperti pola makan yang seimbang dan aktivitas fisik yang teratur, dapat membantu mengurangi risiko ini.
Saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan Lewy Body Dementia (LBD). Ada berbagai pendekatan terapeutik yang dapat membantu mengelola gejala LBD, meningkatkan kualitas hidup penderita, dan memberikan dukungan kepada keluarga. Pengobatan LBD biasanya berfokus pada mengendalikan gejala kognitif, motorik, dan perilaku.
Beberapa komponen yang termasuk dalam manajemen pengobatan LBD:
π Obat-Obatan:
Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengelola gejala LBD, seperti: Obat Kolinesterase Inhibitor: Obat seperti donepezil, rivastigmine, atau galantamine dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi gejala seperti penurunan memori dan disorientasi.
π Obat Parkinson:
Untuk mengatasi gejala motorik seperti tremor, kekakuan otot, dan masalah berjalan, dokter dapat meresepkan obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit Parkinson, seperti levodopa atau karbidopa.
π Obat Untuk Gangguan Mood dan Perilaku:
Penderita LBD yang mengalami depresi, kecemasan, atau halusinasi dapat mendapatkan manfaat dari obat-obatan yang dirancang untuk mengatasi gejala ini.
π Terapi Fisik dan Terapi Okupasi:
Terapi fisik dan terapi okupasi dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik dan fungsi sehari-hari penderita LBD. Terapis fisik dapat membantu dengan latihan dan gerakan fisik, sedangkan terapis okupasi dapat membantu dengan keterampilan sehari-hari seperti berpakaian dan mandi.
π Terapi Bicara dan Bahasa:
Jika penderita mengalami masalah berbicara atau berkomunikasi, terapis bicara dan bahasa dapat memberikan latihan dan strategi untuk meningkatkan komunikasi.
π Dukungan Psikososial:
Dukungan dari konselor atau kelompok dukungan dapat membantu penderita LBD dan keluarganya dalam menghadapi penyakit ini secara emosional dan praktis.
π Perubahan Gaya Hidup:
Promosi gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang dan aktivitas fisik yang teratur, dapat membantu mengelola gejala dan memperbaiki kesejahteraan umum.
π Perawatan Kesehatan Umum:
Merawat kesehatan secara keseluruhan sangat penting. Ini termasuk mengelola penyakit penyerta seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, menghindari penggunaan alkohol dan obat-obatan yang dapat memperburuk gejala, serta mengikuti jadwal perawatan medis yang direkomendasikan oleh dokter.
π Pengawasan Teratur:
Penderita LBD memerlukan pengawasan teratur dan perencanaan perawatan jangka panjang. Ini dapat termasuk penyediaan lingkungan yang aman, dukungan perawat, dan perencanaan keuangan untuk mengatasi perubahan dalam kebutuhan perawatan.
Bekerja sama dengan tim perawatan medis yang berpengalaman dalam mengelola LBD, termasuk neurologis, psikiater, terapis, dan pekerja sosial. Manajemen LBD biasanya akan disesuaikan dengan setiap individu, karena gejala dan kebutuhan dapat bervariasi. Dukungan keluarga juga sangat penting untuk membantu penderita LBD menghadapi perubahan yang terjadi akibat penyakit ini.
Sumber:
https://www.nia.nih.gov/health/what-lewy-body-dementia-causes-symptoms-and-treatments
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lewy-body-dementia/symptoms-causes/syc-20352025
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17815-lewy-body-dementia
https://www.alzheimers.gov/alzheimers-dementias/lewy-body-dementia