Angioedema adalah kondisi medis yang ditandai oleh pembengkakan tiba-tiba dan sering kali nyeri pada kulit yang lebih dalam, jaringan di bawah kulit, atau selaput lendir. Pembengkakan ini biasanya terjadi pada daerah seperti wajah, mata, bibir, lidah, tenggorokan, tangan, atau kaki.
Angioedema. pembengkakan tiba-tiba dari kulit bagian dalam (Sumber: foto pens 49 ceria). |
Angioedema dapat berkembang dengan cepat dan biasanya berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Kondisi ini dapat sangat mengganggu dan dalam beberapa kasus dapat mengancam jiwa jika melibatkan pembengkakan pada saluran pernapasan yang menyebabkan kesulitan bernapas.
Suatu kondisi yang ditandai dengan pembengkakan di bawah kulit, dapat disebabkan oleh sejumlah faktor , mulai dari mutasi genetik hingga reaksi alergi dan reaksi imun yang tidak normal. Pembengkakan jaringan bisa disertai atau tidak dengan gatal-gatal yang disebut urtikaria.
Angioedema tanpa urtikaria, dapat terjadi pada populasi lansia, namun adanya kondisi kesehatan bersamaan, yang disebut penyakit penyerta (comorbidities) , dan penggunaan beberapa obat menyulitkan identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada pasien yang berusia lebih dari 60 tahun.
Beberapa ciri yang mungkin ditemukan pada lansia yang mengalami angioedema:
😪 Pembengkakan Kulit:
Lansia dengan angioedema akan mengalami pembengkakan kulit yang dalam, biasanya di area wajah seperti mata, bibir, atau pipi. Pembengkakan ini dapat sangat mencolok dan membesar dalam beberapa jam.
😪 Rasa Gatal atau Terbakar:
Pembengkakan sering disertai dengan rasa gatal atau terbakar di daerah yang terkena.
Nyeri kulit bagian dalam pada bibir. (Sumber: foto canva.com) |
😪 Tidak Ada Ruam:
Angioedema biasanya tidak disertai dengan ruam kulit seperti yang ditemukan pada urtikaria (hive). Ruam urtikaria memiliki ciri-ciri bintik merah yang muncul di permukaan kulit.
😪 Kesulitan Bernapas:
Jika angioedema memengaruhi saluran pernapasan, lansia dapat mengalami kesulitan bernapas. Ini adalah situasi darurat medis dan memerlukan perawatan segera.
😪 Pembengkakan di Bagian Lain Tubuh:
Selain wajah, angioedema juga dapat memengaruhi tangan, kaki, atau organ dalam. Lansia dapat mengalami pembengkakan di area tubuh lainnya.
😪 Penyebab yang Dikenal:
Lansia yang telah memiliki riwayat alergi atau penggunaan obat-obatan tertentu, seperti ACE inhibitors, mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami angioedema.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan angioedema pada lansia adalah:
💢 Reaksi Alergi:
Salah satu penyebab umum angioedema adalah reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan, serangga, atau alergen lainnya. Lansia tetap berisiko mengalami alergi seperti orang dewasa pada umumnya, dan reaksi alergi bisa memicu angioedema.
Reaksi alergi terhadap makanan atau yang lain. (Sumber: foto canva.com) |
💢 Obat-obatan:
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat menjadi pemicu angioedema. Sebagai contoh, ACE inhibitors, yang sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan angioedema pada beberapa orang, termasuk lansia.
💢 Faktor Keturunan:
Angioedema herediter adalah bentuk angioedema yang disebabkan oleh kelainan genetik. Jika ada riwayat angioedema dalam keluarga lansia, maka risiko angioedema herediter pada lansia tersebut mungkin lebih tinggi.
💢 Stres dan Faktor Psikologis:
Beberapa kasus angioedema dapat dipicu oleh stres atau faktor psikologis. Lansia yang mengalami stres berat atau tekanan emosional mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami angioedema
💢 Penuaan Kulit:
Kulit lansia umumnya menjadi lebih tipis dan kurang elastis, yang bisa membuat mereka lebih rentan terhadap pembengkakan kulit, termasuk angioedema.
💢 Penyakit Kronis:
Lansia sering memiliki penyakit kronis yang memerlukan penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa obat-obatan ini dapat memiliki efek samping yang menyebabkan angioedema.
Angioedema bisa menjadi kondisi yang serius, terutama jika pembengkakan terjadi di sekitar saluran pernapasan. Jika lansia mengalami gejala angioedema, seperti pembengkakan wajah, bibir, atau kesulitan bernapas, segera cari perawatan medis.
Mencegah angioedema pada lansia melibatkan berbagai tindakan dan perhatian terhadap faktor risiko yang mungkin terlibat dalam kondisi ini.
Berikut beberapa langkah yang dapat membantu mencegah angioedema pada lansia:
📑 Identifikasi Alergen:
Jika lansia memiliki riwayat alergi tertentu, upayakan untuk mengidentifikasi alergen penyebab alergi tersebut dan hindari kontak dengan alergen tersebut. Misalnya, jika ada alergi makanan tertentu, pastikan untuk menghindari makanan tersebut.
📑 Perhatikan Obat-obatan:
Jika lansia menggunakan obat-obatan tertentu, termasuk ACE inhibitors atau obat lain yang dapat menyebabkan angioedema, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan. Dokter dapat mempertimbangkan penggunaan alternatif atau memberikan panduan khusus terkait efek samping obat.
📑 Konsultasi dengan Dokter Alergi:
Jika lansia memiliki riwayat alergi yang signifikan atau jika ada kekhawatiran terkait alergi, konsultasikan dengan dokter alergi atau imunologi. Mereka dapat melakukan uji alergi untuk mengidentifikasi alergen yang mungkin berbahaya dan memberikan saran tentang cara mengelola alergi.
📑 Pantau Kesehatan Mental:
Stres dan tekanan emosional dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan memicu reaksi alergi, termasuk angioedema. Bantu lansia untuk mengelola stres dan tekanan emosional dengan cara yang sehat, seperti meditasi, olahraga, atau dukungan psikologis.
📑 Hindari Alergen Serangga:
Untuk angioedema yang dipicu oleh gigitan serangga atau sengatan lebah, pastikan lansia menghindari paparan serangga tersebut. Ini mungkin melibatkan mengenakan pakaian pelindung, menggunakan repelan serangga, atau menghindari daerah yang dikenal memiliki serangga berbahaya.
Gigitan serangga dapat menyebabkan angioedema. (Sumber: foto canva.com) |
📑 Jaga Kesehatan Kulit:
Kulit lansia yang sehat dan terawat dapat membantu mencegah masalah kulit, termasuk angioedema. Gunakan pelembap yang cocok untuk kulit, hindari kulit terlalu kering, dan lakukan perawatan kulit yang tepat.
📑 Perhatikan Efek Samping Obat:
Jika lansia mengonsumsi obat-obatan tertentu, awasi efek samping yang mungkin termasuk dalam informasi obat. Jika ada tanda-tanda angioedema atau reaksi alergi lainnya, segera hubungi dokter.
Pengobatan angioedema pada lansia bergantung pada penyebabnya dan sejauh mana gejala tersebut memengaruhi kesehatan mereka.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengobati angioedema pada lansia:
💥 Hentikan Paparan Alergen:
Jika angioedema disebabkan oleh alergen tertentu, seperti makanan atau serangga, yang telah diidentifikasi, langkah pertama adalah menghentikan paparan terhadap alergen tersebut. Ini mungkin berarti menghindari makanan tertentu atau mengambil langkah-langkah untuk menghindari gigitan serangga.
💥 Antihistamin:
Antihistamin adalah obat yang sering digunakan untuk mengurangi gejala alergi, termasuk angioedema. Mereka dapat membantu mengurangi gatal-gatal dan pembengkakan. Lansia harus mengikuti dosis yang direkomendasikan oleh dokter.
💥 Epinefrin (Adrenalin):
Dalam kasus angioedema yang parah atau jika angioedema memengaruhi saluran pernapasan dan menyebabkan kesulitan bernapas, epinefrin bisa menjadi pengobatan yang sangat penting. Epinefrin biasanya disuntikkan dalam situasi darurat. Jika lansia atau anggota keluarga merasa ada risiko angioedema yang parah, dokter mungkin akan memberikan resep epinefrin yang dapat digunakan saat diperlukan.
💥 Kortikosteroid:
Dalam beberapa kasus angioedema, dokter mungkin meresepkan kortikosteroid, seperti prednison, untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan. Namun, penggunaan jangka panjang kortikosteroid harus diawasi dengan ketat oleh profesional kesehatan.
💥 Perawatan Tambahan:
Jika angioedema disebabkan oleh efek samping obat tertentu, dokter mungkin akan mengganti obat tersebut dengan alternatif yang lebih aman. Jika angioedema berhubungan dengan penyakit tertentu, seperti angioedema herediter, perawatan khusus mungkin diperlukan.
💥 Perawatan Tambahan:
Dalam beberapa situasi, terutama jika angioedema memengaruhi saluran pernapasan, lansia mungkin memerlukan perawatan tambahan di unit gawat darurat, termasuk pemberian oksigen dan tindakan medis darurat lainnya.
Perawatan medis segera jika lansia mengalami angioedema yang parah atau jika ada kesulitan bernapas. Jika lansia telah mengalami angioedema sebelumnya, penting untuk memiliki rencana tindakan darurat yang telah dibicarakan dengan dokter.
Pencegahan adalah kunci untuk mengelola angioedema pada lansia, dan kerjasama yang baik dengan dokter atau profesional kesehatan adalah langkah penting dalam mengidentifikasi dan mengelola penyebab serta pengobatan yang sesuai untuk kondisi ini.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6639901/
https://aacijournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13223-021-00637-z
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1524-6175.2006.05689.x
No comments:
Post a Comment