Thursday, 19 October 2023

Sindrom Kelelahan Kronis, Menyulitkan Lansia

        Kelelahan mungkin mulai muncul seiring bertambahnya usia. Banyak orang menggambarkan kelelahan sebagai kantuk; Namun, gambaran kelelahan yang lebih akurat adalah kurangnya energi dan motivasi yang terus-menerus. Kantuk dapat diatasi dengan istirahat yang berkualitas, namun lansia yang mengalami kelelahan tidak merasa istirahat setelah tidur.

Kelelahan fisik dan mental menyertai kelemahan di usia tua. Lansia yang mengalami kelelahan kurang memiliki daya tahan dalam menyelesaikan aktivitas sehari-hari. Hilangnya rasa lelah tidak terjadi bahkan setelah tidur malam yang nyenyak. Sebaliknya, lansia yang kelelahan mungkin tidur siang sepanjang hari dan tidur lebih banyak di malam hari.

Sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome, CFS), juga dikenal sebagai myalgic encephalomyelitis (ME) atau ME/CFS, adalah suatu kondisi di mana kelelahan berlangsung selama enam bulan atau lebih dan tidak berhubungan dengan penyakit atau kondisi lain. Orang dengan CFS mengalami gejala yang membuat mereka sulit melakukan aktivitas sehari-hari seperti berpakaian atau mandi.  Gejala CFS sering kali mirip dengan flu. 

Kelelahan sering muncul seiring bertambah usia.
(Sumber: foto pens 49 ceria)

Berikut ini adalah gejala CFS yang paling umum. Namun setiap orang mungkin mengalami gejala yang berbeda-beda:

  • Sensitivitas terhadap cahaya
  • Sakit kepala
  • Kelenjar getah bening yang lembut
  • Kelelahan dan kelemahan
  • Nyeri otot dan sendi
  • Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
  • Insomnia
  • Kelupaan
  • Perubahan suasana hati
  • Kebingungan
  • Demam ringan
  • Depresi

Meskipun CFS masih belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang dapat berperan dalam perkembangannya pada lansia. 

Beberapa faktor yang mungkin berperan dalam CFS pada lansia antara lain:

👵Faktor Usia: 

Proses penuaan alami tubuh dapat menyebabkan penurunan energi dan ketahanan fisik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko terjadinya kelelahan kronis.

👵Gangguan Kesehatan Terkait Usia: 

Lansia sering kali menghadapi berbagai gangguan kesehatan kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan arthritis, yang dapat meningkatkan risiko CFS.

👵Penurunan Fungsi Sistem Kekebalan: 

Sistem kekebalan tubuh cenderung melemah seiring bertambahnya usia, yang dapat membuat individu lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit autoimun. Beberapa teori menunjukkan bahwa gangguan sistem kekebalan ini mungkin berkontribusi pada CFS.

Penurunan fungsi kekebalan tubuh pada lansia.
(Sumber: canva.com)

👵Stres: 

Lansia mungkin mengalami stres yang lebih tinggi, seperti stres sosial, finansial, atau emosional, yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terjadinya CFS.

👵Faktor Genetik: 

Ada bukti bahwa faktor genetik mungkin berperan dalam rentan seseorang terhadap CFS. Jika ada riwayat keluarga dengan CFS, risiko seseorang dapat meningkat.

👵Aktivitas Fisik yang Terbatas:

Lansia mungkin lebih cenderung memiliki aktivitas fisik yang terbatas, dan ini dapat menyebabkan penurunan kondisi fisik dan peningkatan kelelahan.

Aktivitas terbatas membuat lansia kondisi fisik menurun.
(Sumber: foto canva.com)

👵Kualitas Tidur: 

Lansia sering mengalami perubahan dalam pola tidur dan masalah tidur lainnya, yang dapat memengaruhi tingkat energi dan kelelahan.

👵Faktor Psikologis:

Faktor psikologis seperti depresi dan kecemasan juga dapat berkontribusi pada CFS pada lansia.

CFS adalah kondisi yang kompleks dan multi faktor, dan penyebabnya belum sepenuhnya dipahami. Pengobatan dan manajemen CFS pada lansia dapat melibatkan berbagai pendekatan, termasuk perubahan gaya hidup, terapi fisik, manajemen stres, dan perawatan medis.  

         💬Sindrom Kelelahan Kronis (CFS) tidak selalu dapat dicegah sepenuhnya karena penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami.

        Pengobatan Sindrom Kelelahan Kronis (CFS) fokus pada mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Penting untuk menyadari bahwa CFS adalah kondisi kompleks dan belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya sepenuhnya.

Pengobatan CFS umumnya melibatkan pendekatan multidisiplin yang mencakup perawatan medis, perubahan gaya hidup, dan dukungan psikososial. 

Berikut adalah beberapa komponen pengobatan CFS:

Edukasi dan Dukungan Psikososial:

  • Pendidikan kepada penderita dan keluarga tentang CFS, serta pengakuan bahwa ini adalah penyakit nyata, sangat penting.
  • Dukungan psikososial dan konseling dapat membantu penderita mengatasi gejala dan stres terkait CFS.

Manajemen Aktivitas Fisik:

  • Terapi fisik dan rehabilitasi, seperti terapi latihan fisik yang terarah, dapat membantu memulihkan kekuatan fisik dan ketahanan.
  • Penting untuk menghindari overexertion dan pembebanan berlebihan.

Manajemen Tidur:

  • Perbaikan pola tidur dan manajemen tidur dapat membantu mengurangi gejala.
  • Tindakan seperti menjaga jadwal tidur yang teratur dan menghindari stimulan sebelum tidur bisa membantu.

Perbaiki pola tidur dan manajemen tidur.
(Sumber: foto canva,com)

Manajemen Stres:

  • Teknik-teknik relaksasi, meditasi, dan terapi kognitif perilaku dapat membantu mengelola stres, yang sering kali memperburuk gejala CFS.

Obat-obatan:

  • Obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk mengelola gejala CFS, seperti nyeri, tidur yang terganggu, atau depresi yang sering kali terkait.
  • Obat-obatan ini harus diresepkan oleh profesional medis dan digunakan dengan hati-hati.

Manajemen Nutrisi:

  • Diet sehat dan suplemen tertentu, seperti suplemen vitamin D atau vitamin B12, dapat dianjurkan jika ada kekurangan nutrisi yang teridentifikasi dalam penderita CFS.

Terapi Kognitif Perilaku (CBT):

  • Terapi ini dapat membantu penderita mengubah pola pikir dan perilaku yang dapat memperburuk gejala CFS.

Dukungan Sosial:

  • Dukungan dari teman dan keluarga adalah penting. Bergabung dalam kelompok dukungan atau organisasi yang berkaitan dengan CFS juga dapat membantu.

Konsultasi dengan Spesialis:

  • Bekerjasama dengan tim perawatan kesehatan yang terdiri dari berbagai spesialis, seperti dokter, ahli fisioterapi, dan ahli gizi, dapat membantu dalam manajemen CFS.

           Pengobatan CFS harus disesuaikan dengan setiap individu, karena gejala dan keparahan CFS dapat bervariasi. Penting untuk berbicara dengan dokter atau profesional medis yang berpengalaman dalam CFS untuk merencanakan pengobatan yang sesuai. Diagnosis yang tepat dan manajemen yang baik dapat membantu penderita CFS untuk mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.


Sumber:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-fatigue-syndrome/symptoms-causes/syc-20360490

https://www.nhs.uk/conditions/chronic-fatigue-syndrome-cfs/

https://www.cdc.gov/me-cfs/about/index.html

https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/chronic-fatigue-syndrome

https://medlineplus.gov/chronicfatiguesyndrome.html








No comments:

Post a Comment