Kanker kandung empedu adalah jenis kanker yang berkembang di dalam kandung empedu, organ kecil yang terletak di bawah hati. Kandung empedu adalah tempat di mana empedu disimpan sebelum dilepaskan ke dalam usus kecil untuk membantu dalam pencernaan makanan. Kanker ini dapat berkembang ketika sel-sel di dalam kandung empedu mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali dan menjadi ganas.
Kanker kandung empedu banyak terjadi pada lansia. (Sumber: foto canva.com) |
Ini adalah kanker langka yang diperkirakan berhubungan dengan penumpukan batu empedu, yang juga dapat menyebabkan pengapuran kandung empedu, suatu kondisi yang dikenal sebagai kandung empedu porselen . Kantung empedu porselen juga jarang ditemukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kandung empedu porselen memiliki risiko tinggi terkena kanker kandung empedu
Istilah medis untuk kanker kandung empedu adalah "karsinoma kandung empedu" atau "karsinoma vesikula biliaris". Istilah ini mengacu pada kanker yang berasal dari sel-sel di dalam kandung empedu. Karsinoma kandung empedu dapat terjadi dalam berbagai jenis, termasuk adenokarsinoma (jenis paling umum), karsinoma sel-silinder, dan lainnya, tergantung pada jenis sel-sel yang terlibat dalam pertumbuhan kanker tersebut.
Gejala kanker kandung empedu pada lansia tidak selalu berbeda dengan gejala yang muncul pada orang dewasa yang lebih muda. Namun, perlu diingat bahwa gejala kanker kandung empedu bisa tidak terlihat pada tahap awal atau muncul secara perlahan, sehingga bisa sulit dideteksi.
Beberapa gejala yang mungkin terjadi pada lansia dengan kanker kandung empedu termasuk:
👷Nyeri perut kanan atas:
Nyeri atau ketidaknyamanan di daerah perut kanan atas adalah salah satu gejala umum yang mungkin dirasakan. Nyeri ini bisa bersifat tumpul atau tajam.
👷Perasaan kenyang cepat saat makan:
Lansia dengan kanker kandung empedu mungkin merasa kenyang lebih cepat saat makan daripada biasanya.
👷Penurunan berat badan yang tidak diinginkan:
Kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan oleh perubahan gaya hidup atau diet adalah gejala yang harus diperhatikan.
Penurunan berat badan yang tidak diingini. (Sumber: foto canva.com) |
👷Kulit dan mata kuning (ikterus):
Ini adalah gejala yang sering kali muncul ketika kanker kandung empedu telah mencapai tahap lanjut. Penyebabnya adalah penumpukan empedu yang tidak normal dalam tubuh.
👷Mual dan muntah:
Lansia dengan kanker kandung empedu juga dapat mengalami mual dan muntah, terutama jika pembukaan kandung empedu menjadi tersumbat oleh tumor.
💬 Gejala ini tidak selalu menunjukkan adanya kanker kandung empedu. Mereka juga dapat terkait dengan masalah kesehatan lainnya.
Faktor penyebab kanker kandung empedu belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang diyakini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kandung empedu.
Beberapa faktor yang dapat berperan dalam risiko kanker kandung empedu:
👵Kelamin:
Wanita memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi daripada pria untuk mengembangkan kanker kandung empedu.
👵Usia:
Risiko kanker kandung empedu meningkat seiring bertambahnya usia. Kanker ini lebih umum terjadi pada orang yang lebih tua.
Kanker kandung empedu banyak terjadi pada lansia. (Sumber: foto canva.com) |
👵Riwayat Keluarga:
Jika ada anggota keluarga yang menderita kanker kandung empedu, risiko Anda dapat meningkat.
👵Masalah Kesehatan Kandung Empedu:
Batu empedu atau inflamasi kronis pada kandung empedu (kolesistitis kronis) dapat meningkatkan risiko kanker kandung empedu.
👵Infeksi Kuman Helicobacter bilis:
Infeksi ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu pada beberapa studi.
👵Paparan Zat Kimia Berbahaya:
Paparan jangka panjang terhadap zat-zat kimia tertentu, seperti nitrosamin (yang dapat ditemukan dalam makanan tertentu) atau senyawa kimia dalam air minum yang terkontaminasi, telah dihubungkan dengan risiko kanker kandung empedu.
👵Pankreatitis Kronis:
Pankreatitis kronis adalah kondisi di mana pankreas mengalami peradangan kronis. Ini juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu.
👵Obesitas:
Orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker kandung empedu.
Obesitas risiko kanker kandung empedu. (Sumber: foto canva.com) |
👵Merokok:
Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara merokok dan peningkatan risiko kanker kandung empedu.
👵Pemakaian Alkohol:
Konsumsi alkohol yang berlebihan juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu.
💬Memiliki satu atau beberapa faktor risiko ini tidak secara otomatis berarti Anda akan mengembangkan kanker kandung empedu.
Mencegah kanker dan mengurangi risiko kanker pada lansia melibatkan berbagai tindakan sehat dan perubahan gaya hidup.
Beberapa langkah yang dapat membantu dalam pencegahan kanker pada lansia:
🎈Hentikan Merokok:
Jika seseorang masih merokok, sebaiknya segera berhenti. Merokok adalah faktor risiko utama untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru-paru, mulut, kerongkongan, dan banyak lainnya.
🎈Pola Makan Sehat:
Konsumsilah makanan yang sehat dan seimbang. Ini termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, ikan, dan protein sehat. Kurangi konsumsi makanan olahan, makanan tinggi lemak jenuh, dan gula tambahan. Diet yang sehat dapat membantu mengurangi risiko berbagai jenis kanker.
🎈Pertahankan Berat Badan Sehat:
Obesitas adalah faktor risiko utama untuk banyak jenis kanker. Cobalah untuk menjaga berat badan yang sehat dengan berolahraga secara teratur dan mengikuti diet seimbang.
🎈Aktivitas Fisik:
Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Aktivitas fisik dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan juga memiliki manfaat langsung dalam mengurangi risiko beberapa jenis kanker.
🎈Batasi Konsumsi Alkohol:
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker. Jika Anda minum alkohol, lakukan dengan moderat atau pertimbangkan untuk menghentikan konsumsi alkohol.
🎈Paparan Matahari yang Aman:
Melindungi kulit dari sinar matahari berlebihan dengan mengenakan pelindung matahari dan menghindari paparan berlebihan pada matahari dapat membantu mencegah kanker kulit.
🎈Vaksinasi:
Pertimbangkan untuk mendapatkan vaksinasi yang sesuai, seperti vaksin HPV (human papillomavirus) untuk melindungi dari kanker serviks dan kanker orofaring.
🎈Pemeriksaan Kesehatan Rutin:
Lansia sebaiknya tetap menjalani pemeriksaan kesehatan rutin dan skrining yang disarankan oleh dokter mereka, termasuk pemeriksaan kanker tertentu yang sesuai dengan faktor risiko dan riwayat kesehatan individu.
🎈Hindari Paparan Karsinogenik:
Upayakan untuk menghindari paparan berbahaya seperti asap rokok, polusi udara, bahan kimia berbahaya, dan zat-zat karsinogenik lainnya di tempat kerja atau lingkungan sekitar.
🎈Jaga Kesehatan Mental:
Stres kronis dapat memiliki dampak negatif pada sistem kekebalan tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Menjaga kesehatan mental dengan cara seperti meditasi, yoga, atau berbicara dengan seorang konselor dapat membantu menjaga keseimbangan emosi.
💬Mencegah kanker melibatkan kombinasi dari berbagai faktor gaya hidup sehat. Setiap individu memiliki risiko kanker yang berbeda, tergantung pada faktor-faktor genetik dan lingkungan mereka. Konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk rekomendasi khusus berdasarkan situasi kesehatan Anda. Selain itu, perhatikan gejala yang mencurigakan dan segera konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa perlu.
Pengobatan kanker kandung empedu pada lansia akan sangat tergantung pada sejumlah faktor, termasuk tahap kanker, kesehatan umum pasien, dan preferensi pasien. Pengobatan kanker kandung empedu dapat mencakup berbagai pendekatan, dan sering kali perlu kombinasi dari beberapa metode.
Beberapa opsi pengobatan yang mungkin digunakan:
👌Operasi:
Tindakan pembedahan sering kali menjadi pilihan utama untuk mengobati kanker kandung empedu, terutama jika kanker terdeteksi pada tahap awal. Pembedahan mungkin melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh kandung empedu dalam prosedur yang disebut kolesistektomi. Terkadang, pembedahan ini juga melibatkan pengangkatan sebagian dari saluran empedu atau jaringan di sekitarnya. Pasien lansia harus dievaluasi secara cermat oleh tim medis untuk menentukan apakah mereka cukup kuat untuk menjalani operasi.
👌Radioterapi:
Radioterapi menggunakan sinar-X tinggi energi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Ini dapat digunakan sebelum atau setelah operasi, tergantung pada situasi kanker.
👌Kemoterapi:
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan khusus untuk membunuh sel-sel kanker. Ini sering digunakan ketika kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh atau jika operasi tidak mungkin dilakukan.
👌Terapi Target:
Terapi target adalah jenis pengobatan yang ditujukan langsung ke sel-sel kanker berdasarkan karakteristik genetik atau molekuler mereka. Ini dapat menjadi pilihan untuk beberapa kasus kanker kandung empedu.
👌Terapi Ablasi:
Terapi ablasif seperti ablasi frekuensi radio atau ablasi termal dapat digunakan untuk menghancurkan tumor pada kandung empedu.
👌Terapi Photodynamic:
Terapi photodynamic melibatkan penggunaan cahaya dan obat photosensitizer untuk menghancurkan sel-sel kanker.
👌Terapi Adjuvant:
Terapi adjuvant adalah pengobatan yang diberikan setelah pengangkatan kandung empedu untuk memastikan bahwa sel-sel kanker yang mungkin tersisa dihilangkan.
💬Pengobatan yang tepat akan ditentukan oleh tim medis berdasarkan evaluasi komprehensif kondisi kesehatan lansia, stad kekankerannya, dan faktor-faktor lainnya. Penting untuk berbicara dengan tim perawatan medis Anda untuk memahami semua pilihan pengobatan yang tersedia dan mendiskusikan manfaat serta risikonya.
Selain pengobatan konvensional, dukungan perawatan paliatif juga dapat sangat penting dalam merawat lansia dengan kanker kandung empedu untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Perencanaan perawatan dan komunikasi terbuka antara pasien, keluarga, dan tim perawatan medis juga merupakan komponen penting dalam mengelola kanker pada lansia.
Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Gallbladder_cancer
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK442002/
https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/liver-and-gallbladder
https://www.pathologyoutlines.com/topic/gallbladdercarcinoma.html
No comments:
Post a Comment