Thursday, 5 October 2023

Kolorektal, Berawal dari Usus Besar Lansia

        Kanker kolorektal, yang juga dikenal sebagai kanker usus besar atau kanker usus, adalah jenis kanker yang terjadi dalam usus besar atau rektum. Kanker ini dimulai ketika sel-sel di dinding usus besar atau rektum mengalami pertumbuhan dan pembelahan yang tidak terkendali. Secara khusus, kanker kolorektal biasanya berasal dari polip yang berubah menjadi ganas.

Kanker kolorektal dapat terjadi pada orang dewasa muda dan remaja, namun sebagian besar kanker kolorektal terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun . Untuk kanker usus besar, usia rata-rata pada saat diagnosis untuk pria adalah 68 tahun dan untuk wanita adalah 72 tahun. Untuk kanker rektal, usia rata-rata untuk pria dan wanita adalah 63 tahun.

Kanker rektal rata-rata menimpa pria dan wanita usia 63 tahun.
(Sumber: foto LPC- Lansia)

Gejala kanker kolorektal pada lansia bisa mirip dengan gejala yang dialami oleh orang-orang dari kelompok usia yang lebih muda. Gejala ini mungkin lebih sulit dideteksi atau diabaikan pada lansia karena sering kali dianggap sebagai masalah pencernaan biasa yang terkait dengan penuaan. 

Beberapa gejala yang mungkin muncul pada lansia dengan kanker kolorektal adalah:

💦Perubahan dalam Pola Buang Air Besar: 

Lansia dengan kanker kolorektal dapat mengalami perubahan dalam pola buang air besar, seperti diare atau sembelit yang berkepanjangan.

💦Darah dalam Tinja: 

Salah satu gejala yang paling umum adalah adanya darah dalam tinja atau tinja berwarna gelap. Darah ini biasanya muncul sebagai hasil perdarahan dari tumor dalam usus besar atau rektum.

💦Rasa Sakit atau Kram Perut:

Lansia dapat mengalami rasa sakit atau kram di perut bagian bawah, yang bisa terasa seperti perut kembung atau perasaan tidak nyaman.

💦Penurunan Berat Badan yang Tidak Dapat Dijelaskan: 

Jika seseorang tiba-tiba mengalami penurunan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas, ini bisa menjadi tanda masalah kesehatan, termasuk kanker kolorektal.

Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
(Sumber: foto canva.com)

💦Kelemahan dan Kelelahan: 

Kelemahan umum, kelelahan, dan penurunan energi bisa menjadi gejala yang muncul pada lansia dengan kanker kolorektal.

💦Perasaan Tidak Puas Setelah Buang Air Besar:

Beberapa lansia mungkin merasa tidak puas setelah buang air besar, merasa bahwa usus mereka tidak sepenuhnya kosong.

💦Perubahan dalam Kebiasaan Makan: 

Lansia dengan kanker kolorektal juga mungkin mengalami perubahan dalam kebiasaan makan, seperti hilangnya nafsu makan.

       💬 Gejala ini bisa disebabkan oleh masalah pencernaan lainnya atau kondisi medis lainnya, bukan hanya kanker kolorektal.

       Faktor penyebab kanker kolorektal pada lansia tidak berbeda secara signifikan dari faktor penyebab kanker kolorektal pada kelompok usia yang lebih muda. 

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal pada lansia meliputi:

👴Usia: 

Risiko kanker kolorektal meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus terjadi pada usia di atas 50 tahun, dan risikonya terus meningkat seiring bertambahnya usia.

👴Riwayat Keluarga:

Jika ada riwayat keluarga yang memiliki kanker kolorektal, khususnya orang tua, saudara kandung, atau anak, risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit ini dapat meningkat. Riwayat keluarga dengan kondisi polip adenomatosa familial atau sindrom kanker herediter lainnya juga dapat menjadi faktor risiko.

Riwayat keluarga dengan kondisi polip adenomatosa.
(Sumber: foto canva.com)

👴Riwayat Pribadi:

Jika seseorang pernah mengalami polip kolorektal atau kanker kolorektal sebelumnya, risiko untuk mengembangkan kanker kolorektal berikutnya juga meningkat.

👴Polip Kolorektal: 

Polip di usus besar adalah pertumbuhan abnormal dari sel-sel yang dapat menjadi kanker seiring waktu. Lansia lebih mungkin memiliki polip kolorektal, dan beberapa polip tertentu berisiko lebih tinggi untuk berubah menjadi kanker.

👴Diet yang Buruk: 

Pola makan yang tinggi lemak jenuh, rendah serat, dan kurangnya konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.

👴Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol: 

Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan telah terkait dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.

Konsumsi alkohol berlebihan peningkatan risiko kanker.
(Sumber: foto canva.com)

👴Kegemukan dan Kurang Aktivitas Fisik: 

Orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas dan mereka yang memiliki gaya hidup kurang aktif fisik lebih berisiko untuk mengembangkan kanker kolorektal.

👴Inflamasi Kronis Usus Besar: 

Beberapa kondisi inflamasi usus besar, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal pada lansia yang menderita kondisi-kondisi ini.

👴Diabetes Tipe 2: 

Diabetes tipe 2, terutama jika tidak terkontrol dengan baik, juga dapat menjadi faktor risiko kanker kolorektal.

👴Pemakaian Obat-obatan tertentu: 

Beberapa jenis obat, terutama obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dalam dosis tinggi, telah dikaitkan dengan risiko lebih rendah kanker kolorektal. Di sisi lain, beberapa jenis obat tertentu seperti hormone replacement therapy (HRT) dapat meningkatkan risiko.

💬 Faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal pada lansia, tidak semua orang dengan faktor risiko ini akan mengembangkan penyakit tersebut.

       Mencegah kanker kolorektal pada lansia melibatkan serangkaian tindakan yang dapat membantu mengurangi risiko perkembangan penyakit ini. 

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah kanker kolorektal pada lansia:

😕Pemeriksaan Rutin:

Lansia sebaiknya menjalani pemeriksaan rutin yang disarankan oleh dokter, termasuk pemeriksaan kolonoskopi dan sigmoidoskopi. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi polip atau perubahan sel sebelum menjadi kanker.

😕Menerapkan Pola Makan Sehat: 

Konsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh, dapat membantu menjaga kesehatan usus besar. Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan makanan olahan yang tinggi gula dan garam.

😕Minimalkan Konsumsi Alkohol: 

Jika Anda mengonsumsi alkohol, batasi jumlahnya. Alkohol yang dikonsumsi dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.

😕Hentikan Merokok: 

Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal, serta berbagai jenis kanker lainnya.

😕Pertahankan Berat Badan Sehat: 

Usaha untuk menjaga berat badan yang sehat dan mencegah obesitas dapat membantu mengurangi risiko kanker kolorektal.

😕Tetap Aktif Fisik:

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan usus besar. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu atau sesuai dengan rekomendasi dokter.

😕Pantau Kesehatan Diabetes: 

Jika Anda memiliki diabetes tipe 2, penting untuk mengelolanya dengan baik, karena diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.

Diabetes tipe 2 harus selalu kontrol kesehatan.
(Sumber: foto canva.com)

😕Batasi Penggunaan Obat NSAID: 

Jika Anda menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dalam dosis tinggi untuk jangka panjang, konsultasikan dengan dokter Anda, karena penggunaan jangka panjang dapat memiliki efek samping yang merugikan.

😕Perhatikan Riwayat Keluarga: 

Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau kondisi polip adenomatosa familial, bicarakan dengan dokter Anda tentang risiko Anda dan langkah-langkah pencegahan yang sesuai.

😕Berhenti Minum Aspirin Rutin: 

Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk mengonsumsi aspirin secara rutin sebagai tindakan pencegahan, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter Anda, karena manfaat dan risikonya harus dinilai secara cermat.

        💬 Menjalani gaya hidup yang sehat dan teratur melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan kanker kolorektal. Pencegahan dan deteksi dini adalah kunci utama dalam mengurangi risiko penyakit ini, terutama pada populasi lansia yang memiliki risiko lebih tinggi.

       Pengobatan kanker kolorektal pada lansia akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk tahap kanker, kesehatan umum pasien, preferensi pasien, dan pertimbangan medis lainnya. 

Terdapat beberapa metode pengobatan yang dapat digunakan, baik secara terpisah maupun dalam kombinasi. 

Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan untuk mengobati kanker kolorektal pada lansia:

👳Pembedahan (Kolektomi):

Pembedahan biasanya merupakan pilihan pengobatan utama untuk mengangkat tumor atau bagian usus yang terkena kanker. Jenis operasi yang dilakukan dapat beragam, mulai dari reseksi lokal hingga kolektomi total, tergantung pada ukuran dan lokasi kanker. Dokter akan mencoba untuk mengangkat sebanyak mungkin jaringan yang terinfeksi tanpa mengganggu fungsi normal usus besar.

👳Kemoterapi:

Kemoterapi melibatkan penggunaan obat-obatan kanker yang bertujuan untuk membunuh sel kanker atau mencegahnya berkembang lebih lanjut. Ini dapat digunakan sebelum operasi (neoadjuvant), setelah operasi (adjuvant), atau sebagai pengobatan utama pada kanker yang sudah menyebar

👳Radioterapi:

Radioterapi menggunakan sinar-X atau energi radiasi lainnya untuk menghancurkan sel kanker atau menghambat pertumbuhannya. Ini dapat digunakan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor (radioterapi pra-operasi) atau setelah operasi sebagai pengobatan adjuvant.

👳Terapi Targeted:

Terapi targeted adalah penggunaan obat-obatan yang dirancang khusus untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dengan mengincar target tertentu pada sel-sel kanker. Contohnya adalah obat yang menghambat pertumbuhan pembuluh darah yang memasok nutrisi ke tumor.

👳Imunoterapi: 

Imunoterapi adalah penggunaan obat-obatan yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Terapi ini menjadi semakin penting dalam pengobatan beberapa jenis kanker, termasuk kanker kolorektal.

👳Palliative Care: 

Untuk pasien dengan kanker kolorektal pada tahap lanjut atau tidak dapat dioperasi, perawatan paliatif dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Ini dapat mencakup pengelolaan nyeri, nutrisi yang tepat, dan dukungan emosional.

       Pengobatan kanker kolorektal pada lansia dapat menjadi lebih kompleks karena lansia mungkin memiliki kondisi kesehatan lain yang perlu dipertimbangkan. Keputusan mengenai pengobatan sebaiknya dibahas secara rinci dengan tim medis yang merawat pasien, dan pasien dan keluarganya juga dapat terlibat dalam pengambilan keputusan.



Sumber:

https://www.cancer.net/cancer-types/colorectal-cancer/risk-factors-and-prevention 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4606175/

https://acsjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/cncr.27753

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-cancer/symptoms-causes/syc-20353669


No comments:

Post a Comment