Anafilaksis adalah reaksi alergi yang parah dan mengancam jiwa. Ini bisa terjadi beberapa detik atau menit setelah Anda terpapar pada sesuatu yang membuat Anda alergi. Kacang tanah atau sengatan lebah adalah contohnya. Pada anafilaksis, sistem kekebalan melepaskan banyak bahan kimia yang dapat menyebabkan tubuh mengalami syok.
Reaksi alergi ini sangat serius dan potensial mengancam jiwa yang terjadi ketika tubuh merespons secara berlebihan terhadap suatu alergen. Ini adalah respons alergi yang sistemik, yang berarti bahwa dampaknya dapat memengaruhi seluruh tubuh dan dapat terjadi dengan cepat setelah paparan alergen.
Anafilaksis reaksi tubuh berlebihan merespons alergen. (Sumber: foto LPC-lansia) |
Pada dasarnya, anafilaksis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terlalu kuat terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya bagi sebagian besar orang. Alergen yang dapat menyebabkan anafilaksis dapat beragam, termasuk makanan tertentu seperti kacang-kacangan, makanan laut, atau telur, obat-obatan tertentu, sengatan serangga seperti lebah atau tawon, atau bahkan lateks.
Alergi yang sangat serius berpotensi mengancam jiwa. (Sumber: foto canva.com) |
Gejala anafilaksis dapat sangat bervariasi, tetapi biasanya mencakup beberapa atau semua dari yang berikut ini:
💢 Gejala Kulit:
Gatal, ruam, kemerahan, pembengkakan, atau urtikaria (ruam bentol-bentol).
💢 Gejala Pernapasan:
Kesulitan bernapas, sesak napas, suara mengi (wheezing), atau pengecilan tenggorokan. Penyumbatan tenggorokan yang dapat menyebabkan suara serak atau perasaan tercekik.
💢 Gejala Pencernaan:
Mual, muntah, diare, atau sakit perut.
💢 Gejala Kardiovaskular:
Penurunan tekanan darah, yang dapat menyebabkan pusing, pingsan, atau detak jantung yang cepat.
💢 Gejala Umum:
Gelisah, kebingungan, atau rasa tidak nyaman yang hebat.
🚑 🚑 Anafilaksis memerlukan perawatan medis segera.
lansia (orang yang berusia lanjut) juga dapat terkena anafilaksis seperti individu yang lebih muda. Anafilaksis adalah reaksi alergi yang dapat memengaruhi orang dari segala usia, termasuk lansia.
Anafilaksis memerlukan perawatan ke rumah sakit. (Sumber: canva.com) |
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan ketika membahas anafilaksis pada lansia:
💥 Respon Tubuh:
Sistem kekebalan tubuh seseorang mungkin mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Hal ini dapat berdampak pada seberapa kuat atau seberapa cepat tubuh merespons alergen. Oleh karena itu, lansia mungkin memiliki respons yang berbeda terhadap anafilaksis daripada orang yang lebih muda.
💥 Kondisi Kesehatan Komorbid:
Lansia sering memiliki beberapa kondisi kesehatan kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, atau penyakit paru-paru yang dapat memengaruhi reaksi tubuh terhadap anafilaksis. Terkadang, kondisi-kondisi ini dapat mempersulit pengelolaan anafilaksis.
💥 Obat-obatan:
Lansia mungkin mengonsumsi lebih banyak obat daripada populasi yang lebih muda. Beberapa obat dapat berinteraksi dengan alergen atau dengan epinefrin yang digunakan dalam pengobatan anafilaksis.
💥 Kesadaran dan Pengelolaan Diri:
Lansia mungkin memiliki tantangan tambahan dalam mengenali gejala anafilaksis dan memberikan penanganan yang cepat. Pengetahuan tentang gejala anafilaksis dan bagaimana mengatasi mereka sangat penting untuk lansia dan mereka yang merawat mereka.
Beberapa penyebab potensial anafilaksis pada lansia meliputi:
🍖 Makanan Alergen:
Makanan tertentu dapat menjadi pemicu anafilaksis pada lansia, seperti kacang-kacangan, makanan laut, telur, susu, dan lainnya. Lansia yang memiliki riwayat alergi makanan harus berhati-hati dalam menghindari makanan yang dapat memicu reaksi alergi.
🍖 Obat-obatan:
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, obat anti inflamasi non steroid (NSAID), atau obat pengencer darah, dapat menyebabkan anafilaksis pada lansia. Lansia sering mengonsumsi lebih banyak obat daripada populasi yang lebih muda, sehingga meningkatkan risiko potensial interaksi obat dan reaksi alergi.
🍖 Sengatan Serangga:
Sengatan serangga seperti lebah, tawon, atau semut dapat menyebabkan anafilaksis pada lansia. Reaksi alergi terhadap sengatan serangga adalah penyebab umum anafilaksis pada semua kelompok usia.
Sengatan serangga dapat menyebabkan anafilaksis. (Sumber: foto canva.com) |
🍖 Obat Anestesi:
Lansia yang menjalani prosedur medis atau pembedahan yang melibatkan anestesi umum atau lokal dapat mengalami reaksi alergi terhadap obat anestesi.
🍖 Alergen Lingkungan:
Lansia yang memiliki alergi terhadap alergen lingkungan seperti serbuk sari, bulu hewan, atau jamur dapat mengalami anafilaksis jika terpapar dengan kadar alergen yang tinggi.
🍖 Lateks:
Beberapa lansia mungkin mengalami alergi lateks, yang dapat ditemukan dalam sarung tangan medis, alat-alat kesehatan, atau produk karet lainnya.
Mencegah anafilaksis pada lansia melibatkan sejumlah tindakan yang dapat membantu mengurangi risiko paparan alergen dan merespons reaksi alergi dengan cepat dan efektif.
Beberapa langkah yang dapat membantu dalam mencegah anafilaksis pada lansia:
🌐 Identifikasi Alergen:
Penting untuk mengidentifikasi alergen-alergen yang dapat memicu anafilaksis pada lansia. Ini dapat melibatkan konsultasi dengan seorang profesional kesehatan, seperti seorang alergologis, yang dapat melakukan uji alergi untuk mengidentifikasi alergen spesifik.
🌐 Hindari Alergen:
Setelah alergen-alergen penyebab anafilaksis diidentifikasi, lansia harus berusaha untuk menghindari paparan alergen tersebut sebisa mungkin. Misalnya, jika seseorang alergi terhadap makanan tertentu, hindarilah makanan tersebut dan periksa label makanan dengan cermat. Jika alergi terhadap sengatan serangga, berhati-hatilah saat berada di luar ruangan dan kenakan pakaian yang melindungi.
Hindari paparan alergen. (Sumber: foto canvas.com) |
🌐 Epinefrin Auto-Injector:
Semua orang yang memiliki riwayat anafilaksis atau alergi yang parah, termasuk lansia, harus selalu memiliki epinefrin auto-injector yang mudah diakses dan tahu cara menggunakannya. Epinefrin adalah pengobatan utama untuk anafilaksis dan harus diberikan sesegera mungkin dalam situasi darurat.
🌐 Konsultasi dengan Profesional Kesehatan:
Lansia yang memiliki alergi atau riwayat anafilaksis harus berkonsultasi secara teratur dengan profesional kesehatan, seperti dokter atau alergologis, untuk mengelola alergi mereka. Profesional kesehatan dapat memberikan panduan, merekomendasikan pengobatan, dan memantau kemajuan pasien.
🌐 Pendidikan Diri:
Lansia dan keluarga mereka harus dididik tentang gejala anafilaksis dan tindakan darurat yang harus diambil jika reaksi alergi terjadi. Pengetahuan tentang tanda-tanda awal anafilaksis dan penggunaan epinefrin sangat penting.
🌐 Ketahui Obat-obatan:
Jika lansia mengonsumsi obat-obatan tertentu, penting untuk mengetahui potensi reaksi alergi atau interaksi obat. Diskusikan ini dengan dokter dan apoteker.
🌐 Bracelet Medis:
Memakai gelang medis yang mengidentifikasi alergi dan riwayat anafilaksis dapat memberikan informasi penting dalam situasi darurat.
🌐 Alergi terhadap Serangga Penyengat :
Berhati-hatilah saat berada di sekitar serangga tersebut. Kenakan kemeja dan celana lengan panjang; jangan berjalan tanpa alas kaki di atas rumput; jangan memakai warna-warna cerah; jangan memakai parfum, cologne, atau losion beraroma; dan jangan minum dari kaleng soda terbuka di luar ruangan. Tetap tenang saat berada di dekat serangga yang menyengat. Menjauhlah secara perlahan dan jangan menampar serangga tersebut.
🌐 Perhatikan Kondisi Kesehatan Umum:
Kesehatan umum yang baik dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap reaksi alergi. Pastikan lansia menjaga pola makan seimbang, berolahraga secara teratur, dan memantau kondisi kesehatan kronis.
Pengobatan anafilaksis harus segera dilakukan, karena ini adalah kondisi darurat medis yang potensial mengancam jiwa.
Pengobatan anafilaksis melibatkan langkah-langkah penting sebagai berikut:
🚑 Panggil Bantuan Darurat:
Langkah pertama yang harus diambil adalah segera memanggil nomor darurat medis (misalnya, 112 di Indonesia) atau mencari bantuan medis secepat mungkin. Anafilaksis adalah kondisi yang serius, dan bantuan profesional diperlukan untuk mengatasi dengan tepat.
🚑 Berikan Epinefrin (Adrenalin):
Epinefrin adalah pengobatan utama untuk anafilaksis. Ini dapat diberikan melalui injeksi epinefrin auto-injector (seperti EpiPen) pada otot paha atau lengan. Epinefrin membantu:
- Membuka saluran pernapasan yang mungkin menyempit.
- Meningkatkan tekanan darah yang mungkin turun tajam.
- Menghentikan reaksi alergi yang sedang berlangsung.
Jika seseorang telah mengalami anafilaksis sebelumnya dan memiliki epinefrin auto-injector, maka gunakan alat tersebut sesuai petunjuk yang diberikan oleh profesional kesehatan atau instruksi pada alat.
🚑 Jika Tidak Ada Epinefrin:
Jika epinefrin tidak tersedia, Anda masih harus mencari bantuan medis secepat mungkin. Meskipun epinefrin adalah pengobatan utama, bantuan medis dapat memberikan dukungan lain yang diperlukan.
🚑 Lakukan Posisi Terlentang:
Pasien sebaiknya ditempatkan dalam posisi terlentang dengan kaki diangkat. Ini dapat membantu meningkatkan aliran darah ke otak dan mengurangi risiko pingsan.
🚑 Monitor dan Observasi:
Awasi pasien dengan ketat selama beberapa jam setelah serangan anafilaksis. Gejala anafilaksis dapat kembali setelah pemberian epinefrin, jadi observasi terus-menerus penting untuk memastikan kondisi tetap stabil.
🚑 Bantuan Medis Tambahan:
Setelah anafilaksis diatasi secara akut, pasien akan memerlukan perawatan medis tambahan yang mungkin melibatkan obat-obatan seperti antihistamin dan kortikosteroid untuk mengendalikan peradangan dan gejala lainnya. Dokter akan merencanakan perawatan jangka panjang yang sesuai dengan penyebab anafilaksis.
Selalu penting untuk mencari bantuan medis segera ketika ada kecurigaan anafilaksis, bawa ke rumah sakit terdekat. Anafilaksis adalah kondisi yang sangat serius, dan penanganan yang tepat waktu adalah kunci untuk keselamatan pasien. Anafilaksis memerlukan suntikan epinefrin dan perjalanan lanjutan ke ruang gawat darurat. Jika Anda tidak memiliki epinefrin, Anda harus segera pergi ke unit gawat darurat. Jika anafilaksis tidak segera diobati, hal ini bisa berakibat fatal.
Sumber:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anaphylaxis/symptoms-causes/syc-20351468
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482124/
https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/immune-system/anaphylaxis
https://www.aaaai.org/conditions-treatments/allergies/anaphylaxis
No comments:
Post a Comment