Vertebra adalah tulang-tulang di tulang belakang yang disatukan melalui artikulasi yang tidak hanya melindungi sumsum tulang belakang tetapi juga memungkinkan pembebanan aksial dan dukungan pada anggota badan. Tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang belakang.
Fraktur tulang belakang adalah kerusakan atau patahnya salah satu atau beberapa tulang di dalam tulang belakang manusia. Tulang belakang, juga dikenal sebagai vertebrae atau columna vertebralis, adalah rangkaian tulang yang membentuk bagian utama dari sistem tulang belakang atau spinal. Fraktur tulang belakang dapat terjadi karena berbagai penyebab, seperti cedera fisik, kecelakaan, atau kondisi medis tertentu.
Tulang belakang manusia terbagi menjadi tiga bagian utama, yang semuanya dapat mengalami patah tulang belakang:
- Fraktur tulang belakang leher: Patah tulang belakang di leher Anda.
- Fraktur tulang belakang dada: Patahnya tulang belakang di punggung atas yang membentang dari bagian bawah leher hingga bagian bawah tulang rusuk.
- Fraktur tulang belakang lumbal: Patah tulang belakang di punggung bawah Anda.
Fraktur tulang belakang dapat disebabkan oleh trauma dan penyakit metastasis, namun pada sebagian besar kasus, disebabkan oleh osteoporosis.
Osteoporosis menimbulkan fraktur tulang belakang. (Sumber: foto LPC- Lansia) |
Istilah medis yang digunakan untuk merujuk kepada fraktur tulang belakang adalah "fraktur vertebra" atau "fraktur columna vertebralis". Fraktur ini mengacu pada kerusakan atau patahnya salah satu atau beberapa vertebra (tulang belakang) dalam sistem tulang belakang manusia.
Istilah ini biasanya diikuti oleh nomor atau huruf yang merinci lokasi dan jenis fraktur, seperti "fraktur vertebra lumbal L1" yang mengindikasikan fraktur pada vertebra lumbal pertama (L1). Dalam beberapa kasus, istilah medis juga bisa lebih rinci untuk menggambarkan jenis fraktur, seperti "fraktur kompresi" jika tulang belakang terdesak ke dalam.
Ketika seorang individu mengalami fraktur tulang belakang, ini dapat mengakibatkan kerusakan pada sumsum tulang belakang atau saraf yang berjalan di sepanjang tulang belakang. Parahnya fraktur ini dapat memengaruhi fungsi tubuh dan dapat menyebabkan gangguan neurologis yang serius, seperti kelemahan, kesemutan, atau bahkan kelumpuhan, tergantung pada lokasi dan keparahannya.
Gejala fraktur tulang belakang pada lansia bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan fraktur, lokasi fraktur, dan kondisi kesehatan umum individu.
Beberapa gejala yang mungkin muncul pada fraktur tulang belakang pada lansia meliputi:
π° Nyeri Punggung:
Nyeri punggung adalah gejala yang paling umum pada fraktur tulang belakang. Nyeri ini dapat berkisar dari ringan hingga sangat parah dan dapat memburuk saat bergerak atau mengangkat benda.
π° Ketidaknyamanan atau Kaku:
Lansia dengan fraktur tulang belakang dapat merasa kaku atau tidak nyaman di daerah punggung yang terkena fraktur.
π° Kehilangan Tinggi Tubuh:
Terkadang, fraktur tulang belakang dapat menyebabkan penurunan tinggi tubuh karena kompresi tulang belakang. Hal ini bisa membuat seseorang menjadi lebih pendek.
Fraktur tulang belakang menyebabkan penurunan tinggi tubuh. (Sumber: foto canva.com) |
π° Gangguan Fungsi Motorik:
Fraktur tulang belakang yang parah dapat menyebabkan gangguan fungsi motorik seperti kelemahan, kesemutan, atau bahkan kelumpuhan pada bagian tubuh yang diinnervasi oleh saraf yang terkena.
π° Masalah dengan Kandung Kemih dan Kepentingan:
Fraktur tulang belakang di daerah tertentu dapat memengaruhi kontrol kandung kemih dan fungsi usus, menyebabkan masalah inkontinensia urin dan tinja.
π° Gangguan Pernapasan:
Fraktur tulang belakang di bagian tinggi tulang belakang dapat memengaruhi pernapasan, terutama jika tulang rusak memengaruhi saraf yang mengendalikan pernapasan.
π° Perubahan Bentuk Tubuh:
Pada beberapa kasus, fraktur tulang belakang dapat menyebabkan perubahan bentuk tubuh, seperti kifosis (punggung bungkuk) atau lordosis (punggung melengkung ke depan).
π¬ Lansia mungkin tidak selalu mengeluhkan nyeri yang parah pada awalnya, atau mereka mungkin menganggapnya sebagai gejala penuaan alami. Oleh karena itu, perlu kehati-hatian ekstra dalam mengidentifikasi dan menangani fraktur tulang belakang pada lansia
Mencegah fraktur tulang belakang pada lansia melibatkan beberapa langkah yang dapat membantu meminimalkan risiko kerusakan tulang belakang.
Beberapa cara yang dapat membantu mengurang risiko kerusakan tulang belakang:
π Pertahankan Kesehatan Tulang:
Konsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D, serta mempertahankan berat badan yang sehat, dapat membantu menjaga kesehatan tulang. Kalsium dan vitamin D sangat penting untuk menjaga kepadatan tulang.
π Berolahraga:
Olahraga dengan beban seperti berjalan kaki, jogging ringan, atau latihan beban dapat membantu memperkuat otot dan tulang. Ini juga dapat membantu menjaga keseimbangan, yang dapat mencegah jatuh.
Olahraga ringan berjalan kaki, menjaga keseimbangan. (Sumber: foto canva.com) |
π Menghindari Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol Berlebihan:
Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak kesehatan tulang dan meningkatkan risiko fraktur.
π Pencegahan Jatuh:
Jatuh adalah penyebab umum fraktur pada lansia. Untuk mencegah jatuh, pastikan rumah Anda bebas dari hambatan, pasang pegangan di tempat-tempat yang berisiko seperti kamar mandi, gunakan alas kaki yang tepat, dan periksakan mata secara teratur untuk memastikan penglihatan tetap baik.
π Penggunaan Perlindungan Kepala:
Jika Anda atau lansia yang Anda kenal berpartisipasi dalam aktivitas yang berisiko tinggi cedera kepala, seperti bersepeda atau bermain olahraga, pastikan untuk menggunakan helm yang sesuai untuk melindungi tulang belakang dan kepala dari cedera serius.
π Pertimbangkan Terapi Hormon:
Untuk wanita pasca-menopause, terapi hormon dapat membantu menjaga kepadatan tulang. Namun, penggunaan terapi hormon harus dibahas dengan dokter dan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.
π Konsultasikan dengan Dokter:
Lansia dengan faktor risiko tertentu, seperti riwayat fraktur tulang atau osteoporosis, harus berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi risiko dan tindakan pencegahan yang sesuai.
π Ketahui Obat-Obatan:
Beberapa obat, seperti kortikosteroid, dapat melemahkan tulang. Jika Anda atau lansia yang Anda kenal sedang mengonsumsi obat-obatan ini, konsultasikan dengan dokter untuk mengelola risikonya.
π¬ Pencegahan fraktur tulang belakang pada lansia melibatkan perawatan yang holistik untuk kesehatan tulang dan keselamatan umum.
Perawatan fraktur tulang belakang akan sangat bergantung pada jenis dan keparahan fraktur, serta kondisi kesehatan umum pasien. Fraktur tulang belakang dapat diobati melalui berbagai cara, baik secara bedah maupun non-bedah.
Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang mungkin digunakan:
πPerawatan Konservatif (Non-Bedah):
Penyangga Tulang Belakang (Brace):
Untuk fraktur tulang belakang yang stabil, dokter dapat merekomendasikan penggunaan penyangga tulang belakang (brace) untuk membantu menjaga posisi yang benar selama penyembuhan.
Dokter dapat merekomendasikan penggunaan penyangga. (Sumber: foto canva.com) |
Pengobatan Nyeri:
Obat penghilang rasa sakit seperti analgesik atau antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat digunakan untuk mengurangi nyeri.
Terapi Fisik:
Program rehabilitasi fisik yang dipimpin oleh fisioterapis dapat membantu memperkuat otot-otot sekitar tulang belakang, meningkatkan fleksibilitas, dan mengembalikan mobilitas.
πProsedur Bedah:
Stabilisasi Tulang Belakang:
Pada fraktur tulang belakang yang lebih parah atau tidak stabil, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengembalikan dan menstabilkan tulang belakang. Ini dapat melibatkan penggunaan implan seperti paku atau plat.
Fusi Tulang Belakang (Spinal Fusion):
Dalam beberapa kasus, dokter dapat melakukan prosedur fusi tulang belakang untuk menggabungkan dua atau lebih vertebra yang rusak. Ini bertujuan untuk mengurangi pergerakan yang tidak normal di daerah tulang belakang yang rusak.
Pengangkatan Fragmen Tulang atau Diskus:
Pada fraktur tulang belakang yang disertai dengan kerusakan pada diskus vertebralis, dokter dapat melakukan pengangkatan fragmen tulang atau diskus yang rusak.
π¬ Selama proses perawatan, pasien akan terus dimonitor oleh tim medis untuk memastikan pemulihan yang tepat. Dalam beberapa kasus, rehabilitasi fisik mungkin diperlukan untuk membantu pasien memulihkan mobilitas dan kekuatan otot. Pemulihan dari fraktur tulang belakang biasanya memerlukan waktu yang lama, dan rencana pemulihan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan fraktur dan respons individu pasien terhadap perawatan.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan metode pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi Anda atau orang yang Anda kenal yang mengalami fraktur tulang belakang, karena setiap kasus dapat berbeda. Perawatan fraktur tulang belakang harus diarahkan oleh tim medis yang terampil dan berpengalaman dalam manajemen cedera tulang belakang.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547673/
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17498-spinal-fractures
https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/fractures-of-the-thoracic-and-lumbar-spine/
https://en.wikipedia.org/wiki/Spinal_fracture
No comments:
Post a Comment