Friday, 3 November 2023

Gangguan Impuls, Masalah Perilaku Lansia

        Gangguan pengendalian impuls (Impulse Control Disorder, ICD) pada lansia Merujuk pada masalah atau kesulitan yang dialami oleh orang yang telah memasuki usia lanjut dalam mengendalikan dorongan atau impuls yang muncul dalam perilaku mereka. Gangguan ini dapat melibatkan berbagai aspek, termasuk perilaku sosial, emosi, dan fungsi kognitif.  

Sementara impuls dimaknai menyampaikan rangsangan atau gerakan hati yang timbul dengan tiba-tiba untuk melakukan sesuatu tanpa pertimbangan. Tingkat dan frekuensi perilaku ICD yang tidak biasa itulah yang menjadikannya maladaptif dan merugikan. 

Impuls dimaknai dorongan hati yang tiba-tiba.
(Sumber: foto LPC-Lansia)

Sering kali diketahui, perilaku ICD tetap bertahan meskipun hasil dari perilaku tersebut akan mengakibatkan hasil yang buruk dan konsekuensi yang merugikan. 

Bedakan ICD sebagai gangguan perilaku dan bukan gangguan kognisi. Pada gangguan kognisi, seseorang mungkin tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah

Sebaliknya, dalam gangguan perilaku, orang tersebut dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah namun tidak mampu menyesuaikan tindakannya dengan standar tersebut . Contoh: berjudi patologis, belanja berlebihan dan makan berlebihan.

Istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan gangguan impuls pada lansia adalah “Disinhibition Syndrome” atau “Sindrom Disinhibisi.” Istilah ini digunakan untuk Merujuk pada seseorang, termasuk lansia, untuk mengendalikan impuls mereka dengan baik. Sindrom Disinhibisi dapat melibatkan perilaku impulsif, penurunan inhibisi sosial, dan kurangnya pengendalian diri yang biasanya terjadi pada orang-orang yang lebih muda.

Beberapa ciri umum dari gangguan pengendalian impuls pada lansia antara lain:

😬Kendali emosi:

Lansia dengan gangguan pengendalian impuls mungkin memiliki kesulitan dalam mengelola emosi mereka dengan baik. Mereka merasa lebih cenderung merespons dengan emosi yang kuat terhadap situasi atau peristiwa tertentu tanpa pertimbangan yang matang.

😬Perilaku impulsif: 

Orang tua yang mengalami gangguan pengendalian impuls dapat menunjukkan perilaku impulsif, seperti pembelian barang secara impulsif tanpa pertimbangan keuangan yang matang, makan berlebihan, atau bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.

Agresif yang tiba-tiba adalah bentuk impulsif.
(Sumber: foto canva.com)

😬Interaksi sosial: 

Impuls pengendalian yang terganggu dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berinteraksi secara sosial. Lansia dengan masalah ini mungkin cenderung mengucapkan kata-kata atau melakukan tindakan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap hubungan sosial mereka.

😬Penurunan fungsi kognitif: 

Seiring bertambahnya usia, beberapa orang lanjut usia mengalami penurunan fungsi kognitif, seperti penurunan kemampuan menyimpan informasi dan pengambilan keputusan. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengendalikan impuls dengan baik.

😬Gangguan saraf : 

Beberapa kondisi saraf yang lebih umum terjadi pada lansia, seperti penyakit Alzheimer atau gangguan saraf lainnya, juga dapat berkontribusi pada gangguan pengendalian impuls.

πŸ’¬ Gangguan pengendalian impuls pada lansia mempunyai dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari mereka dan hubungan sosial mereka. Penting untuk memahami bahwa gangguan ini bisa menjadi bagian dari proses penuaan.

        Gangguan impuls pada lansia dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang beragam. 

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan lansia untuk mengendalikan impuls :

πŸ˜…Perubahan dalam Fungsi Kognitif:

Penurunan fungsi kognitif yang sering terjadi pada usia lanjut, seperti yang terkait dengan penyakit Alzheimer atau demensia lainnya, dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk memproses informasi dan membuat keputusan yang rasional.

πŸ˜…Perubahan Neuropatologis: 

Perubahan dalam struktur dan fungsi otak yang terjadi seiring penuaan atau akibat penyakit saraf dapat mempengaruhi pengendalian impuls. Misalnya, kerusakan pada lobus frontal otak dapat mempengaruhi kemampuan pengendalian diri.

Perubahan struktur dan fungsi otak mempengaruhi pengendalian impuls.
(Sumber: foto canva.com)

πŸ˜…Gangguan Mental : 

Gangguan mental tertentu, seperti gangguan bipolar atau gangguan impulsif yang disosialisasikan, dapat mempengaruhi kemampuan lansia untuk mengendalikan impuls. Gangguan ini sering kali terjadi sepanjang rentang usia dan bisa berlanjut hingga usia lanjut.

πŸ˜…Perubahan Emosi:

Perubahan emosi yang berkaitan dengan penuaan, seperti perasaan kesepian, kehilangan, atau depresi, dapat mempengaruhi perilaku impulsif seseorang. Kadang-kadang, perilaku impulsif dapat menjadi cara untuk mengatasi perasaan tersebut.

πŸ˜…Perubahan Sosial: 

Transisi sosial yang terjadi seiring penuaan, seperti pensiun, kehilangan teman atau pasangan hidup, atau perubahan dalam lingkungan sosial, dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan mengakibatkan lebih banyak perilaku impulsif.

πŸ˜…Penggunaan Obat-obatan: 

Penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk obat-obatan yang disetujui atau penggunaan obat-obatan ilegal, dapat mempengaruhi pengendalian impuls dan perilaku seseorang.

πŸ˜…Faktor Lingkungan:

Lingkungan fisik dan sosial juga dapat memainkan peran penting dalam mengendalikan impuls lansia. Misalnya, stres yang tinggi atau lingkungan yang tidak mendukung dapat meningkatkan risiko perilaku impulsif.

πŸ˜…Penyakit Medis: 

Penyakit fisik, seperti gangguan endokrin, kardiovaskular, atau penyakit kronis lainnya, juga dapat mempengaruhi fungsi otak dan berkontribusi pada gangguan pengendalian impuls.

πŸ’¬ Gangguan pengendalian impuls pada lansia dapat bersifat multifaktorial, artinya lebih dari satu faktor dapat berperan dalam pengembangannya.  

       Pencegahan gangguan impuls pada lansia melibatkan pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional mereka. 

Beberapa langkah yang dapat membantu dalam mencegah gangguan impuls pada lansia:

πŸ‘‰Pertahankan Kesehatan Fisik:

  • Tetap aktif: Olahraga teratur dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental, serta mengurangi stres.
  • Diet seimbang: Makan makanan bergizi dan seimbang dapat mendukung fungsi otak yang baik.
  • Kontrol penyakit kronis: Penting untuk mengelola penyakit seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung dengan baik.

Ketahanan fisik lansia menjaga dari gangguan impuls.
(Sumber: foto canva.com)

πŸ‘‰Mempertahankan Kesehatan Mental:

  • Mempertahankan aktivitas intelektual: Tetap aktif secara mental dengan membaca, memecahkan teka-teki, atau belajar hal baru dapat membantu menjaga fungsi otak.
  • Kelola stres: Praktik seperti meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dapat membantu mengurangi tingkat stres.

πŸ‘‰Jaga Keseimbangan Emosi:

  • Berbicara dengan seseorang: Bicaralah dengan teman, keluarga, atau seorang profesional kesehatan mental jika Anda merasa cemas, stres, atau kesepian.
  • Mempertahankan rutinitas harian: Mempertahankan rutinitas yang konsisten dapat memberikan perasaan stabilitas dan kontrol.

πŸ‘‰Hindari Penggunaan Zat-zat Berbahaya:

  • Hindari penggunaan alkohol secara berlebihan atau obat-obatan terlarang, yang dapat meningkatkan risiko perilaku impulsif.

πŸ‘‰Dukungan Sosial:

  • Terlibat dalam aktivitas sosial: Aktivitas sosial seperti bergabung dengan kelompok komunitas atau organisasi sosial dapat membantu menjaga kesejahteraan emosional dan mencegah perasaan kesepian.

πŸ‘‰Memberikan dukungan Psikologis:

  • Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, ingin mencari dukungan dari seorang profesional kesehatan mental. Terapis atau konselor dapat membantu dalam mengatasi masalah pengendalian impuls.

πŸ‘‰Perhatikan Perubahan Perilaku:

  • Perubahan dalam perilaku yang dapat mengindikasikan gangguan pengendalian impuls. Jika Anda melihat perubahan ini pada lansia di sekitar Anda, penting untuk mencari bantuan profesional secepat mungkin.

πŸ‘‰Manajemen Pengobatan:

  • Jika lansia sedang menjalani pengobatan, pastikan untuk mengikuti instruksi dokter dengan ketat dan konsultasi secara teratur untuk memastikan pengobatan berjalan dengan baik.

Penanggulangan gangguan pengendalian impuls pada lansia meliputi upaya berkelanjutan untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional. Kebiasaan hidup sehat, dukungan sosial, dan perawatan medis yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya gangguan ini.

         Pengobatan gangguan impuls pada lansia tergantung pada penyebabnya, tingkat keparahan, dan karakteristik individu. Pengobatan gangguan ini biasanya melibatkan pendekatan yang holistik dan bisa mencakup beberapa aspek, termasuk perawatan medis, terapi, dan perubahan gaya hidup. 

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan impuls pada lansia:

🎑Evaluasi Medis: 

Langkah pertama adalah menjalani evaluasi medis yang komprehensif oleh seorang profesional kesehatan. Hal ini dapat membantu menentukan penyebab gangguan impuls dan memastikan bahwa tidak ada kondisi medis yang mendasarinya yang perlu diobati.

🎑Terapi Psikologis:

  • Terapi Kognitif Perilaku (CBT): Terapi CBT dapat membantu lansia dalam mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang berkontribusi pada impulsif dan menggantinya dengan pola yang lebih sehat.
  • Terapi Dukungan Sosial: Terapis dapat membantu lansia untuk mengatasi masalah sosial atau emosional yang mungkin berperan dalam perilaku impulsif.

🎑Terapi Obat-obatan: 

Dalam beberapa kasus, terapi obat-obatan dapat digunakan untuk mengelola gejala gangguan impuls. Ini mungkin melibatkan obat-obatan seperti antidepresan, antipsikotik, atau obat-obatan yang dirancang khusus untuk mengendalikan impuls.

🎑Terapi Keterampilan Sosial:

Terapi ini dapat membantu lansia dalam mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk mengendalikan impuls, mengatasi konflik, dan berinteraksi dengan orang lain dengan lebih efektif.

🎑Perubahan Gaya Hidup: 

Mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan menghindari konsumsi alkohol atau obat-obatan yang berbahaya dapat membantu mengurangi risiko perilaku impulsif.

🎑Dukungan Sosial: 

Dukungan dari keluarga, teman, atau dukungan kelompok dapat memiliki dampak positif pada perbaikan perilaku impulsif.Membangun jaringan dukungan yang kuat dapat membantu lansia dalam menghadapi tantangan mereka.

🎑Manajemen Stres: 

Terapi relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau teknik pernapasan, dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan pengendalian diri.

🎑Pendidikan dan Perencanaan: 

Membantu lansia untuk merencanakan kegiatan sehari-hari mereka dengan baik dan memberikan informasi tentang risiko perilaku impulsif dapat membantu mereka mengambil keputusan yang lebih baik.

       Setiap individu mungkin membutuhkan pendekatan pengobatan yang berbeda berdasarkan kondisi mereka sendiri. Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional kesehatan atau psikolog yang berpengalaman dalam perawatan lansia dengan gangguan pengendalian impuls sangat penting untuk merencanakan perawatan yang sesuai. Pengobatan dapat menjadi proses yang berkelanjutan, dan dukungan keluarga dan sosial juga berperan penting dalam kesuksesannya.


Sumber:

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24405774/

https://www.nature.com/articles/s41598-020-78124-5

https://www.apdaparkinson.org/what-is-parkinsons/symptoms/impulse-control-disorders/

https://diamondrehabthailand.com/what-is-impulse-control-disorder/

https://www.verywellhealth.com/impulse-control-disorders-5272073






 













No comments:

Post a Comment