Menurut WHO, obesitas telah mencapai proporsi epidemi secara global, setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas yang tadinya dikaitkan dengan negara-negara dengan klaim tinggi, kini juga lazim terjadi di negara-negara dengan klaim rendah dan menengah.
Lansia dengan berat badan normal terhindar dari risiko mortalitas. (Sumber: foto pen 49 ceria) |
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index atau BMI) adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menilai proporsi berat badan seseorang terhadap tinggi badannya. BMI dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Berapa BMI Anda, hitunglah sebelum terlambat dengan risiko kesehatan yang akan menimpa Anda.
Rumusnya adalah:
BMI= Berat Badan (kg) : Tinggi Badan (m) kuadrat
Hasil perhitungan BMI kemudian digunakan untuk menempatkan individu ke dalam kategori berat badan yang berbeda, seperti berikut:
BMI kurang dari 18,5: Kurang berat badan
BMI 18,5–24,9: Berat badan normal
BMI 25–29,9: Kegemukan (kelebihan berat badan)
BMI 30 atau lebih : Obesitas
Pengertian indeks massa tubuh terhadap risiko mortalitas adalah bahwa nilai BMI dapat memberikan petunjuk tentang potensi risiko kesehatan dan mortalitas seseorang. Beberapa temuan penelitian menunjukkan adanya korelasi antara BMI dan risiko kematian, tetapi perlu diingat bahwa BMI bukanlah pengukuran langsung dari lemak tubuh atau distribusinya.
Pemahaman umumnya adalah:
BMT Normal (18,5-24,9):
Orang dengan BMI normal cenderung memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan orang dengan BMI di luar rentang normal.
BMI Rendah (Kurang dari 18,5):
Orang dengan BMI di bawah normal mungkin memiliki risiko kesehatan yang meningkat, terutama jika disebabkan oleh malnutrisi atau masalah kesehatan tertentu.
BMI Tinggi (25 atau Lebih):
Orang yang masuk dalam kategori overweight (kelebihan berat badan) atau obesitas mungkin memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi, termasuk risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Namun, ada yang memuat dan nuansa tambahan, seperti distribusi lemak tubuh dan faktor-faktor kesehatan lainnya, yang juga perlu dipertimbangkan.
Kelebihan berat badan memiliki risiko yang tinggi. (Sumber: foto canva.com) |
💬 BMI memiliki keterbatasan. Misalnya, BMI tidak membedakan antara lemak tubuh dan otot, sehingga seseorang dengan persentase lemak tubuh yang tinggi tetapi massa otot yang besar mungkin memiliki nilai BMI yang tinggi tetapi tidak mengalami risiko kesehatan yang sebanding.
Selain itu, individu dengan BMI dalam kategori yang sama bisa memiliki profil kesehatan yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk melihat faktor-faktor kesehatan lainnya, seperti aktivitas fisik, pola makan, riwayat kesehatan, dan distribusi lemak tubuh, untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang risiko kesehatan dan mortalitas.
Indeks Massa Tubuh (BMI) adalah salah satu metode umum yang digunakan untuk menilai berat badan relatif seseorang. Penggunaan BMI pada lansia dapat memiliki beberapa pertimbangan khusus. BMI pada dasarnya menghitung berat badan seseorang relatif terhadap tinggi badan. Rumus BMI adalah berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).
BMI Sebagai Ukuran Mortalitas
Meskipun Indeks Massa Tubuh (BMI) dapat memberikan informasi umum tentang status berat badan seseorang, penggunaannya sebagai ukuran tunggal mortalitas atau risiko kematian pada lansia memerlukan pertimbangan lebih lanjut. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan antara BMI dan mortalitas pada lansia bisa lebih kompleks daripada pada kelompok usia yang lebih muda.
BMI memiliki hubungan dengan mortalitas. (Sumber: foto canva.com ) |
Beberapa pertimbangan terkait penggunaan BMI sebagai ukuran mortalitas lansia pada:
Redistribusi Massa Tubuh:
Seiring bertambahnya usia, biasanya terjadi redistribusi massa tubuh, di mana massa otot berkurang sementara lemak cenderung meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi nilai BMI tanpa perubahan sebenarnya dalam jumlah lemak tubuh. Oleh karena itu, BMI mungkin tidak selalu mencerminkan secara akurat komposisi tubuh seiring bertambahnya usia.
Pentingnya komposisi Tubuh:
Kesehatan lansia tidak hanya bergantung pada berat badan secara keseluruhan, tetapi juga pada komposisi tubuh, khususnya proporsi lemak tubuh dan otot. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penurunan massa otot, terutama pada otot rangka, dapat berhubungan dengan risiko kematian yang lebih tinggi, bahkan jika BMI dalam kisaran normal.
Kesehatan Lainnya:
Kondisi kesehatan lainnya, seperti adanya penyakit kronis, tingkat kebugaran fisik, dan kondisi kesehatan mental, juga dapat mempengaruhi hubungan antara BMI dan mortalitas pada lansia. Oleh karena itu, mempertimbangkan faktor-faktor ini penting dalam menilai risiko kematian.
Penyakit kronis yang mempengaruhi mortalitas lansia. (Sumber: foto canva.com) |
Penyakit Terkait Obesitas pada Lansia:
Meskipun BMI mungkin tidak selalu mencerminkan risiko kesehatan secara akurat, obesitas pada lansia dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan beberapa penyakit kronis lainnya yang dapat berkontribusi pada kematian.
Lingkup Penelitian yang Lebih Luas:
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa ukuran antropometri atau indeks lainnya, seperti lingkar pinggang atau rasio pinggang-pinggul, mungkin memberikan informasi yang lebih akurat tentang risiko kematian pada lansia dibandingkan BMI saja.
Meskipun BMI dapat memberikan gambaran umum tentang berat badan dan potensi risiko kematian , penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain dan tidak menggunakan BMI sebagai satu-satunya penanda risiko kematian pada lansia.
Jika seorang lansia memiliki BMI di luar rentang normal dan perlu mencapai atau mempertahankan BMI dalam rentang normal, perubahan gaya hidup yang sehat dapat membantu. Namun perlu diingat bahwa setiap upaya untuk mengubah berat badan harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan pengawasan profesional kesehatan.
Beberapa langkah yang dapat membantu lansia memenuhi ukuran BMI normal:
Konsultasi dengan Profesional Kesehatan:
Sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan atau aktivitas fisik, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan.Mereka dapat memberikan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan spesifik lansia tersebut.
Konsultasi kesehatan dengan dokter. (Sumber: foto canva.com) |
Perencanaan Makanan Seimbang:
Fokus pada pola makan yang seimbang dan bergizi.Termasuk konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, protein sehat, dan lemak sehat. Hindari makanan tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan natrium yang berlebihan.
Porsi Makan yang Terkendali:
Membatasi porsi makan dapat membantu mengontrol asupan kalori. Menjaga kontrol porsi juga dapat membantu mengurangi risiko kelebihan berat badan.
Aktivitas Fisik Rutin:
Menjaga tingkat aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi kesehatan lansia sangatlah penting. Aktivitas fisik seperti jalan kaki, berenang, atau latihan ringan lainnya dapat membantu membakar kalori dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Pantau Konsumsi Cairan:
Menanganggapi bahwa lansia tetap terhidrasi dengan baik.Minum air yang cukup dapat membantu mengelola berat badan dan mendukung kesehatan tubuh.
Manajemen Stres:
Stres dapat berkontribusi pada kebiasaan makan yang tidak sehat.Mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat membantu menjaga kesehatan mental dan mencegah konsumsi makanan yang berlebihan.
Perhatikan Perubahan Metabolisme:
Menyadari bahwa perubahan metabolisme umumnya terjadi seiring bertambahnya usia.Oleh karena itu, kemungkinan diperlukan penyesuaian pada pola makan dan tingkat aktivitas fisik.
Penting untuk diingat bahwa setiap perubahan pada pola makan atau aktivitas fisik harus dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.Penting juga untuk mendapatkan dukungan dan bimbingan dari profesional kesehatan agar perubahan tersebut aman dan efektif.
Sumber:
https://www.nhlbi.nih.gov/health/educational/lose_wt
https://www.health.harvard.edu/blog/how-useful-is-the-body-mass-index-bmi-201603309339
https://www.who.int/news-room/facts-in-pictures/detail/6-facts-on-obesity
https://www.health.harvard.edu/blog/how-useful-is-the-body-mass-index-bmi-201603309339
No comments:
Post a Comment