Sunday, 19 November 2023

Masa Lalu Kelam, Berdampak Sakit Mental Lansia.

        Peristiwa pada masa kanak-kanak, remaja, dewasa muda, dan dewasa sangat berpengaruh pada masa lanjut usia. Kejadian yang dialami selain tersimpan dalam ingatan juga ada yang menimbulkan penyakit mental. Sakit jiwa yang disebabkan oleh karakteristik masa lalu pada lansia, termasuk dalam berbagai gangguan kesehatan mental, tergantung pada gejala dan dampaknya pada kesejahteraan individu. 

Peristiwa sekarang akan menjadi kenangan saat lansia.
(Sumber: foto pen 49 ceria)

Beberapa kondisi yang mungkin terkait dengan masa lalu lansia, antara lain:

Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD):

PTSD adalah gangguan kesehatan mental yang dapat timbul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Lansia dengan pengalaman traumatis masa lalu mungkin mengalami gejala PTSD seperti flashback, kecemasan, dan perilaku menghindar.

Depresi:

Pengalaman masa lalu yang sulit atau traumatis dapat menyebabkan depresi pada lansia. Gejala depresi meliputi perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat atau kegairahan, dan perubahan pola tidur atau makan.

Pengalaman masa lalu yang sulit menyebabkan depresi.
(Sumber: foto canva.com)

Kecemasan:

Lansia dapat mengalami gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan umum (GAD) atau gangguan panik, yang mungkin terkait dengan pengalaman masa lalu yang menegangkan.

Gangguan Kepribadian Kompleks PTSD (C-PTSD):

C-PTSD adalah kondisi yang mungkin muncul ketika seseorang mengalami trauma berulang atau trauma kronis, seperti mengungkapkan atau kekerasan dalam hubungan jangka panjang.

Gangguan Adaptasi:

Gangguan adaptasi dapat timbul sebagai respons terhadap stresor atau perubahan hidup, termasuk pengalaman masa lalu. Ini dapat mencakup kesulitan beradaptasi dengan perubahan dan menyesuaikan diri dengan situasi baru.

Gangguan Psikotik :

Beberapa individu yang mengalami trauma parah mungkin mengalami gejala psikotik, seperti halusinasi atau delusi.

Gangguan Kecemasan Akut dan Gangguan Stres :

Gangguan kecemasan akut dan gangguan stres adalah kondisi yang mungkin muncul sebagai respons terhadap peristiwa traumatis atau stresor lainnya.

Gangguan kecemasan akut adalah respon traumatis.
(Sumber: foto canva.com)

💬Setiap individu dapat merespons trauma atau pengalaman sulit dengan cara yang unik, dan sebagian besar kondisi kesehatan mental tidak dapat diidentifikasi dengan tepat melalui satu nama atau sebutan medis tertentu. Diagnosis dan perawatan sebaiknya dilakukan oleh profesional kesehatan mental yang berpengalaman

        Sakit mental yang disebabkan oleh karakteristik masa lalu dapat memiliki berbagai ciri-ciri. Ini mungkin melibatkan pengalaman traumatis atau stres yang terjadi pada masa kecil atau pada tahap kehidupan sebelumnya.

Beberapa ciri yang mungkin muncul, antara lain:

Flashback atau Ingatan Traumatik:

Lansia dapat mengalami flashback atau mengingat traumatik terkait peristiwa traumatis masa lalu, yang dapat menyebabkan kecemasan dan kesulitan mengatasi kejadian tersebut. Trauma adalah setiap pengalaman yang menguasai pikiran, emosi, atau tubuh Anda. Trauma adalah pengalaman yang sangat pribadi. 

Depresi dan Rasa Putus Asa:

Orang dengan karakteristik masa lalu yang sulit dapat mengalami gejala depresi, seperti perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat, atau rasa putus asa. Pengabaian pada masa kanak-kanak adalah ketika orang tua atau pengasuh Anda tidak mampu atau tidak memenuhi kebutuhan fisik atau emosional Anda sebagai seorang anak. Trauma akibat pengabaian masa kanak-kanak dapat berdampak besar pada hubungan Anda sebagai orang dewasa dan mempengaruhi kemampuan Anda mengatur suasana hati dan emosi.

Pengalaman sedih masa kanak-kanak berdampak pada lansia.
(Sumber: foto canva.com)

Ansietas dan Kecemasan:

Pengalaman traumatis dapat menyebabkan tingkat kecemasan yang tinggi, mungkin berupa serangan panik, ketegangan berlebihan, atau kekhawatiran yang berlebihan. 

Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD):

Beberapa lansia dapat mengembangkan PTSD, dengan gejala seperti mimpi buruk, janji untuk menghindari pikiran atau kenangan traumatis, dan hiperaktivasi emosional.

Isolasi Sosial dan Keterbatasan Hubungan:

Kondisi masa lalu yang sulit bisa menyebabkan isolasi sosial atau kesulitan dalam membentuk dan mempertahankan hubungan yang sehat.

Ketidakmampuan Mengatasi Stres:

Mengatasi stres atau mewujudkan mengelola emosi secara efektif dapat menjadi ciri sakit mental akibat karakteristik masa lalu.

Rasa Bersalah atau Malu yang Berlebihan:

Seseorang mungkin merasa bersalah atau malu secara berlebihan terkait peristiwa masa lalu, bahkan jika mereka tidak bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Gangguan Pengaturan Emosi:

Kekhawatiran dalam mengatur emosi, termasuk peningkatan reaksi emosional atau ketegangan emosional, dapat terjadi sebagai dampak dari karakteristik masa lalu yang sulit.

Ketegangan dampak emosional dari masa lalu yang sulit.
(Sumber: foto canva.com)

Gangguan Makan atau Tidur:

Munculnya perubahan pola makan atau tidur yang signifikan dapat menjadi ciri sakit mental akibat pengalaman traumatis.

Kurangnya Rasa Percaya Diri:

Lansia mungkin memiliki kurangnya rasa percaya diri, harga diri yang rendah , atau kesulitan membentuk pandangan positif tentang diri sendiri.

Kebingungan dalam Konsentrasi dan Pengambilan Keputusan:

Peristiwa traumatis dapat mempengaruhi kognisi, termasuk kesulitan berkonsentrasi, kegalauan, dan kesulitan mengambil keputusan.

 💭Reaksi terhadap karakteristik masa lalu dapat bervariasi antar individu, dan gejala-gejala tersebut dapat muncul dalam berbagai kombinasi. Jika seseorang mengalami ciri-ciri ini, penting untuk mencari dukungan dan perawatan dari profesional kesehatan mental yang berpengalaman.

          Mengobati lansia yang mengalami masalah kesehatan mental karena karakteristik masa lalu melibatkan pendekatan holistik yang mencakup dukungan medis, psikososial, dan lingkungan. 

Beberapa strategi yang dapat membantu pengobatan :

Konsultasi Profesional:

Menghubungi tenaga kesehatan profesional, seperti psikolog, psikiater, atau pekerja sosial, yang memiliki pengalaman dalam merawat lansia dengan masalah kesehatan mental.

Terapi Psikologis:

Terapi psikologis, seperti kognitif perilaku atau terapi interpersonal, dapat membantu lansia mengatasi trauma atau stres masa lalu dan mengembangkan strategi koping yang lebih sehat.

Terapi interpersonal dapat mengembangkan coping yang baik.
(Sumber: foto canva.com)
Obat-obatan:

Dalam beberapa kasus, obat-obatan tertentu, seperti antidepresan atau anksiolitik, mungkin diresepkan oleh dokter untuk membantu mengelola gejala kesehatan mental.

Dukungan Sosial:

Membangun jaringan dukungan sosial yang solid dapat membantu lansia merasa didukung dan terhubung dengan orang lain. Ini bisa melibatkan keluarga, teman-teman, atau kelompok dukungan.

Program Kesehatan Mental untuk Lansia:

Berikut program kesehatan mental yang dirancang khusus untuk lansia, yang mungkin mencakup kegiatan sosial, kelompok terapi, atau pelatihan keterampilan.

Aktivitas Fisik:

Melibatkan lansia dalam aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan suasana hati dan kesejahteraan mental. Latihan rutin dapat menjadi bagian penting dari rencana perawatan.

Pemeliharaan Kesehatan Fisik:

Kesehatan fisik yang baik melalui makanan sehat dan tidur yang cukup juga dapat mendukung kesehatan mental.

Pendidikan dan Pemahaman:

Memberikan informasi dan edukasi kepada lansia dan keluarga tentang kondisi kesehatan mental, serta membantu mereka memahami hubungan antara masa lalu dan kondisi saat ini.

Pemeliharaan Kesejahteraan Lingkungan:

Mewujudkan lingkungan yang mendukung dan aman dapat membantu lansia merasa nyaman dan terjaga. Ini melibatkan meminimalkan stres dan menyediakan dukungan yang diperlukan.

Kolaborasi Antar-Profesional:

Kolaborasi antara profesional kesehatan berbagai disiplin ilmu dapat memberikan perawatan yang terintegrasi dan komprehensif.

Penting untuk mencari bantuan profesional secepat mungkin dan memperhatikan kebutuhan unik lansia. Pendekatan perawatan yang holistik dan fokus pada individu dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental dan kualitas hidup mereka.



Sumber:

https://www.nimh.nih.gov/health/topics/coping-with-traumatic-events 

https://www.healthline.com/health/traumatic-events

https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/trauma/about-trauma/

https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000588.htm

No comments:

Post a Comment