Gangguan kecemasan penyakit (Illness Anxiety Disoeder, IAD): Gangguan kecemasan terhadap penyakit, sebelumnya dikenal sebagai hipokondriasis, melibatkan kekhawatiran yang terus-menerus tentang memiliki atau tertular penyakit serius. Orang dengan IAD mungkin tidak memiliki gejala fisik yang menyertainya, atau gejalanya mungkin relatif ringan dibandingkan dengan tingkat tekanan dan kekhawatirannya terhadap penyakit tersebut.
Gangguan kecemasan terhadap penyakit, juga dikenal sebagai kecemasan terkait penyakit, adalah kondisi psikologis di mana seseorang mengalami tingkat kecemasan yang signifikan terkait dengan kondisi medis atau penyakit fisik yang mereka alami.
Gangguan kecemasan penyakit diderita oleh lansia. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Istilah medis untuk gangguan kecemasan terkait penyakit atau kecemasan yang terkait dengan kondisi medis sering kali disebut sebagai "Anxiety Disorder Due to Another Medical Condition" atau "Anxiety Disorder Due to a General Medical Condition" dalam Bahasa Inggris. Istilah ini mencerminkan bahwa kecemasan tersebut berkaitan langsung dengan kondisi medis yang ada pada individu tersebut.
Namun, dalam klasifikasi diagnostik seperti "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders" (DSM) yang digunakan oleh profesional kesehatan mental, gangguan kecemasan terkait penyakit dapat digolongkan ke dalam berbagai sub kategori tergantung pada karakteristik dan gejala klinis yang spesifik.
Beberapa contoh sub kategori tersebut termasuk:
👉Generalized Anxiety Disorder (GAD) Due to Another Medical Condition:
Ini mengacu pada situasi di mana kecemasan umum yang berkepanjangan dan berlebihan terjadi sebagai akibat dari kondisi medis tertentu.
👉Panic Disorder Due to Another Medical Condition:
Ini terjadi ketika serangan panik yang berulang muncul sebagai respons terhadap kondisi medis yang ada.
👉Social Anxiety Disorder Due to Another Medical Condition:
Ini berkaitan dengan kecemasan sosial yang terkait dengan kondisi medis.
👉Specific Phobia Due to Another Medical Condition:
Ini adalah ketakutan atau fobia tertentu yang timbul sebagai akibat dari kondisi medis.
Gangguan kecemasan ini dapat mempengaruhi individu yang sedang menghadapi diagnosis penyakit serius, perawatan medis yang intensif, atau gejala fisik yang mengganggu.
Beberapa ciri gangguan kecemasan penyakit:
😥Kecemasan yang Berlebihan:
Orang dengan gangguan kecemasan penyakit mungkin merasa sangat cemas, takut, atau gelisah terkait dengan kondisi medis mereka. Kecemasan ini bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Lansia sangat cemas dengan penyakit yang diderita. (Sumber: foto canva.com) |
😥Fokus pada Kesehatan:
Individu dengan gangguan kecemasan penyakit sering kali sangat fokus pada gejala fisik mereka, bahkan jika gejalanya tidak parah atau tidak berbahaya. Mereka mungkin terobsesi dengan kondisi medis mereka dan sering mencari informasi medis secara berlebihan.
😥Perubahan Emosional:
Gangguan kecemasan penyakit dapat menyebabkan perubahan emosional seperti depresi, perasaan putus asa, atau marah terhadap situasi medis mereka.
😥Gangguan Fungsi Sosial:
Kondisi ini dapat mengganggu fungsi sosial, seperti hubungan interpersonal, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari karena kecemasan yang berlebihan.
😥Perilaku Menghindar:
Individu dengan gangguan kecemasan penyakit mungkin menghindari situasi atau tempat yang memicu kecemasan mereka, seperti kunjungan ke dokter atau rumah sakit.
Gangguan kecemasan penyakit bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkontribusi pada perkembangan kondisi ini.
Beberapa faktor penyebab yang mungkin berperan dalam munculnya gangguan kecemasan penyakit :
👴Diagnosa Penyakit Serius:
Menerima diagnosa penyakit serius, seperti kanker, penyakit jantung, atau penyakit kronis lainnya, dapat menjadi pemicu utama kecemasan. Keprihatinan akan prognosis, perawatan, dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari dapat memicu kecemasan.
Diagnosis penyakit serius membuat kecemasan, (Sumber: foto canva.com) |
👴Ketidakpastian:
Tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya terkait dengan penyakit atau prosedur medis tertentu bisa menyebabkan kecemasan. Ketidakpastian tentang hasil pengobatan atau perkembangan penyakit dapat meningkatkan kecemasan.
👴Pengalaman Traumatik:
Jika seseorang telah mengalami pengalaman traumatis terkait dengan penyakit atau perawatan medis di masa lalu, itu bisa meningkatkan risiko gangguan kecemasan.
👴Riwayat Keluarga:
Faktor genetik dan lingkungan juga dapat memainkan peran. Jika ada riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga, seseorang mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi.
👴Stres Berkepanjangan:
Stres yang berkepanjangan, termasuk stres terkait dengan penyakit atau perawatan medis, dapat menyebabkan perkembangan gangguan kecemasan.
👴Isolasi Sosial:
Merasa terisolasi atau kurangnya dukungan sosial dari teman dan keluarga dapat memperburuk kecemasan terkait penyakit.
👴Perubahan Fisik:
Perubahan fisik yang disebabkan oleh penyakit atau perawatan medis, seperti perubahan penampilan atau kemampuan fisik, dapat mempengaruhi harga diri dan menyebabkan kecemasan.
Perubahan fisik lansia membuat kecemasan. (Sumber: foto canva.com) |
👴Penyakit Sistem Saraf:
Beberapa gangguan neurologis atau penyakit yang memengaruhi sistem saraf, seperti gangguan kecemasan umum, dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan penyakit.
👴Konsumsi Zat Berbahaya:
Penggunaan alkohol, obat-obatan, atau zat lainnya dapat memperburuk kecemasan terkait penyakit.
Faktor-faktor ini dapat berinteraksi satu sama lain dan memengaruhi setiap individu dengan cara yang berbeda.
Mencegah gangguan kecemasan penyakit pada lansia melibatkan serangkaian tindakan dan perubahan gaya hidup yang dapat membantu menjaga kesejahteraan mental mereka.
Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah gangguan kecemasan pada lansia:
👪Tetap Aktif Sosial:
Lansia sering menghadapi risiko isolasi sosial, yang dapat meningkatkan kecemasan. Mendorong interaksi sosial yang aktif, seperti berpartisipasi dalam kelompok sosial, klub, atau kegiatan komunitas, dapat membantu mengurangi risiko ini.
👪Latihan Fisik:
Latihan fisik teratur dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan mental. Ini bisa termasuk berjalan, berenang, yoga, atau aktivitas fisik lainnya sesuai kemampuan mereka.
👪Diet Seimbang:
Makan makanan sehat dan seimbang dapat mendukung kesehatan fisik dan mental. Pastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup dan hindari makanan yang berlebihan, terutama gula dan makanan olahan.
👪Manajemen Stres:
Pelajari teknik manajemen stres seperti meditasi, pernapasan dalam, atau relaksasi progresif. Ini dapat membantu mengatasi stres yang mungkin muncul seiring bertambahnya usia.
👪Pertimbangkan Terapi Psikologis:
Terapi kognitif perilaku (CBT) atau terapi lain yang difokuskan pada kecemasan dapat membantu lansia mengatasi kecemasan dan mengembangkan strategi koping yang lebih baik.
👪Konsultasi Medis Rutin:
Lansia harus menjalani pemeriksaan medis rutin untuk memantau kesehatan fisik dan mental mereka. Dalam beberapa kasus, masalah kesehatan fisik tertentu dapat memengaruhi kesejahteraan mental.
👪Dukungan Keluarga:
Dukungan dan perhatian dari keluarga dan teman-teman dapat memiliki dampak besar pada kesejahteraan mental lansia. Pastikan mereka merasa didengar dan terhubung secara emosional.
Dukungan keluarga membuat lansia sejahtera. (Sumber: foto canva.com) |
👪Batasi Konsumsi Alkohol dan Obat-obatan:
Konsumsi alkohol yang berlebihan atau penggunaan obat-obatan yang tidak tepat dapat memengaruhi kesejahteraan mental. Penting untuk menghindari penyalahgunaan zat.
👪Pertimbangkan Konseling:
Konseling atau dukungan psikologis dapat membantu lansia berbicara tentang perasaan mereka dan mengatasi ketakutan atau kekhawatiran yang mungkin muncul seiring bertambahnya usia.
👪Edukasi tentang Kesehatan Mental:
Pendidikan tentang kesehatan mental dan pemahaman bahwa kecemasan adalah masalah umum yang dapat diatasi dapat membantu lansia merasa lebih nyaman dalam mencari bantuan jika diperlukan.
💬Setiap individu berbeda, dan apa yang mungkin efektif untuk satu orang tidak selalu cocok untuk yang lain. Konsultasikan dengan profesional kesehatan atau psikolog untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik sesuai kebutuhan lansia yang Anda kenal.
Pengobatan gangguan kecemasan penyakit pada lansia sering kali melibatkan pendekatan yang holistik dan dapat mencakup berbagai strategi. Perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kecemasan individu.
Beberapa langkah yang dapat diambil dalam mengobati gangguan kecemasan penyakit pada lansia:
👳Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental:
Langkah pertama yang penting adalah berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental, seperti seorang psikiater atau psikolog. Mereka dapat melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan diagnosis dan tingkat keparahan gangguan kecemasan.
👳Terapi Psikoterapi:
Terapi kognitif perilaku (CBT) adalah pendekatan yang sering digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan. Terapis akan bekerja dengan pasien untuk mengidentifikasi pola pikiran negatif dan perilaku yang memperburuk kecemasan, serta membantu mengubahnya menjadi pola yang lebih sehat.
👳Terapi Bicara:
Terapi bicara atau konseling dapat membantu pasien berbicara tentang perasaan mereka, ketakutan, dan kekhawatiran terkait penyakit atau kesehatan mereka. Ini dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan pemahaman tentang masalah yang mereka hadapi.
👳Obat-obatan:
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengelola kecemasan yang parah. Obat-obatan seperti antidepresan atau benzodiazepine dapat digunakan, meskipun harus digunakan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter karena risiko efek samping dan potensi ketergantungan.
👳Teknik Relaksasi:
Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu mengurangi kecemasan. Lansia dapat mempelajari teknik-teknik ini untuk mengatasi stres dan kecemasan.
👳Dukungan Sosial:
Dukungan dari keluarga, teman, dan kelompok dukungan dapat membantu lansia mengatasi kecemasan. Terkadang, berbicara dengan seseorang yang memiliki pengalaman serupa juga dapat membantu.
👳Pemantauan Kesehatan Fisik:
Menjaga kesehatan fisik dengan rajin berolahraga, makan sehat, dan menjalani perawatan medis yang tepat juga dapat membantu mengurangi kecemasan terkait penyakit.
👳Edukasi:
Pendidikan tentang penyakit dan pengelolaannya dapat membantu lansia merasa lebih terkontrol dan berkurangnya ketidakpastian yang mungkin memicu kecemasan.
Setiap individu memiliki respons yang berbeda terhadap perawatan, dan perlu ada pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Perawatan yang efektif untuk gangguan kecemasan penyakit pada lansia sering kali melibatkan kombinasi dari beberapa strategi di atas. Penting juga untuk terus memantau perkembangan lansia selama perawatan dan berkomunikasi dengan profesional kesehatan mental untuk memastikan bahwa perawatan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6526963/
https://psychcentral.com/anxiety/anxiety-disorders-and-phobias-in-the-dsm-5
https://karger.com/books/book/190/chapter/5126983/Anxiety-and-Related-Disorders-and-Physical-Illness
https://www.psychiatry.org/File%20Library/Psychiatrists/Practice/DSM/APA_DSM-5-Contents.pdf
https://insanq.co.id/artikel/illness-anxiety-disorder-iad-gangguan-kecemasan-terhadap-penyakit/
No comments:
Post a Comment